Madura United gagal menghentikan tren buruk lima pertandingan Liga 1 2023/24 terakhirnya. Di depan publik Stadion Gelora Madura Ratu Pamelingan, tim berjuluk Sapeh Kerrab tersebut kalah dari Bali United dengan skor 1-2, Kamis (23/11).
Junior Brandao sempat membawa tuan rumah unggul pada menit ke-15. Namun, gol dari Muhammad Rahmat (21’) dan Irfan Jaya (55’) cukup untuk mencuri tiga poin dari genggaman Madura United.
Hasil ini menahan tim berlogo kerbau tersebut di peringkat keenam sekaligus mengangkat Serdadu Tridatu ke peringkat dua klasemen sementara Liga 1 musim ini.
Kedua tim bermain dengan formasi dasar yang relatif sama meski penerapan di lapangan sedikit berbeda. Madura turun dengan skema 4-3-3, mengandalkan Ricky Ariansyah, Jaja, dan Fransisco Rivera di lini tengah.
Tim besutan Mauricio Souza tersebut menurunkan dua bek tengah andalan Cleberson, dan Fachruddin Aryanto. Di kubu lawan, Bali melakukan beberapa rotasi atas dasar kebugaran pemain. Ellias Dollah diistirahatkan, posisinya diisi oleh Haudi Abdillah mendampingi Kadek Arel. Eber Bessa menjadi tumpuan serangan tim tamu disokong oleh Ramdani Lestaluhu dan Luthfi Kamal.
Sebelas Pertama Madura United dan Bali United
Secara umum, Madura lebih banyak memegang kendali pertandingan. Menurut data dari flashscore, mereka mendominasi 66 persen penguasaan bola dengan akurasi umpan mencapai 88 persen. Meski demikian, ancaman dari tim tamu justru lebih banyak.
Pasukan Sapeh Kerrab hanya melepaskan empat tembakan sementara tim besutan Stefano Cugurra menciptakan lima tembakan. Data tersebut merupakan salah satu bukti bahwa Bali lebih efektif dibanding Madura United. Hasil pertandingan pun beresonansi dengan data efektivitas tersebut.
Madura yang Punya Banyak Cara
Sejak awal pertandingan, Madura tampil dengan organisasi yang cukup teratur. Ketika memulai serangan, mereka mengincar progresi ke arah tengah melalui Jaja. Tapi, rencana tersebut sulit dieksekusi karena struktur pressing Bali menutup jalur umpan ke arah gelandang. Tidak hanya itu, progresi ke arah sayap tetep berisiko karena Novan Sasongko dan Vedhayanto dijaga ketat oleh sayap lawan.
Meski opsi progresi terbatas, Madura tidak kehilangan cara untuk membangun serangan. Sappeh Kerab memilih untuk lebih banyak mengirimkan umpan panjang yang mengarah langsung kepads Brandao, dengan mengandalkan Cleberson dan Fachruddin yang mampu berperan sebagai ball playing defender. Cara ini cukup efektif karena Brandao kuat dalam duel, didukung dengan respon dan gerakan pemain di sekitarnya untuk mempertahankan penguasaan bola.
Ketika metode ini berjalan lancar, bola akan diarahkan ke Lulinha, Rivera, atau Jaja. Tiga pemain tersebut merupakan otak serangan dan mesin kreativitas milik Madura United untuk menciptakan peluang. Lulinha lebih banyak beroperasi di sektor sayap. Ia ditugaskan menyuplai umpan ke Brandao melalui umpan silang. Rivera dan Jaja bergerak lebih bebas di area halfspace untuk mencari celah di pertahanan Bali United.
Meski Madura United memiliki banyak pemain kreatif, namun mereka gagal menciptakan banyak peluang matang. Mereka berulang kali mampu mengakses area pertahanan lawan. Namun, mereka kesulitan masuk ke sepertiga akhir, apalagi kotak penalti. Gol dari Brandao pun tidak berasal dari proses serangan yang matang, tapi dari situasi transisi.
Pertahanan Bali yang Kokoh dan Fleksibel
Cugurra menerapkan sistem dan organisasi pertahanan yang kuat dan fleksibel untuk mengantisipasi serangan Madura United yang variatif. Bali United di atas kertas bermain dengan skema 4-3-3. Tapi ketika bertahan, struktur bergeser menjadi 5-4-1 yang sangat fleksibel bergantung arah serangan lawan.
Fleksibilitas yang dimaksud adalah peran dari kedua sayap yang membantu pertahanan. Ketika Madura menyerang dari sisi kanan pertahanan Bali, maka Irfan Jaya akan turun sehingga Andhika Wijaya bisa bergeser ke tengah membentuk struktur lima bek (Irfan, Andhika, Haudi, Arel, dan Ardi). Sebaliknya jika arah serangan lawan dari sisi kiri, maka Rachmat yang turun sementara Ardi Idrus bergeser ke tengah mempertahankan struktur lima bek (Andhika, Haudi, Arel, Ardi, Rachmat). Mekanisme ini bertahan selama 90 menit dan membuat Madura sulit menciptakan peluang matang.
Ilustrasi Mekanisme Struktur Pertahanan Bali United