- Hyena (Hyaenidae) kurang lebih sebesar anjing gembala Jerman. Mukanya memang terlihat mirip anjing, sehingga banyak yang menyangka hyena adalah sebangsa anjing. Namun ternyata hyena lebih dekat secara kekerabatan dengan kucing.
- Secara filogeni, karnivora dibagi menjadi dua superfamili yaitu caniformia atau karnivora mirip anjing seperti famili anjing, beruang, musang, walrus dan feliformia atau karnivora mirip kucing seperti famili kucing, hyena, linsang.
- Hiena bisa mirip anjing karena mereka mengalami evolusi konvergen. Yaitu evolusi yang terjadi pada organisme dua atau lebih yang berbeda namun menghasilkan morfologi yang mirip.
- Hyena kerap digambarkan sebagai hewan antagonis dalam kebudayan populer, namun di alam mereka mempunyai fungsi luar biasa. Sebagai hewan pemakan daging vertebrata, kecuali serigala aard, satwa cerdas ini adalah pelahap bangkai yang penting dalam rantai makanan
Hyena (Hyaenidae) kurang lebih sebesar anjing gembala Jerman. Dia punya kaki depan yang lebih panjang dibanding kaki belakang. Dengan leher yang juga panjang dibanding leher anjing. Mukanya memang terlihat mirip anjing. Itu sebabnya, banyak orang menyangka hyena adalah sebangsa anjing. Namun ternyata hewan pintar ini lebih dekat secara kekerabatan dengan kucing.
Mengapa hyena disebut lebih dekat dengan keluarga kucing dan bukan anjing?
Secara filogeni, karnivora dibagi menjadi dua superfamili yaitu caniformia atau karnivora mirip anjing dan feliformia atau karnivora mirip kucing. Mereka yang termasuk caniformia antara lain famili anjing, beruang, musang, walrus. Sementara yang termasuk feliformia antara lain famili kucing, hyena, linsang.
Hyena bisa mirip anjing karena mereka mengalami evolusi konvergen. Yaitu evolusi yang terjadi pada organisme dua atau lebih yang berbeda namun menghasilkan morfologi yang mirip. Masing-masing organisme itu secara independen menjalani evolusi dan mengembangkan sifat yang sama sebagai adaptasi terhadap kebutuhan yang serupa.
Contoh evolusi konvergen adalah kelelawar dengan burung yang sama-sama bisa terbang dan memiliki sayap meski mereka memiliki leluhur yang berbeda. Contoh lainnya, meski burung falcon (alap-alap), hawk (elang), dan eagle (rajawali) terlihat sama namun ternyata falcon lebih dekat dengan burung parrot (bayan) dibanding elang dan rajawali.
Baca : Kisah Sedih Laika, Anjing Pertama yang Meluncur ke Orbit Bumi
Lantas dari mana kita tahu mereka bukan berasal dari nenek moyang yang sama? Kuncinya pada pengurutan DNA. Kemajuan dalam bidang biologi molekuler tidak saja membuat manusia mengetahui dasar-dasar kehidupan, namun juga gambaran evolusi dan asal usul makhluk hidup di planet ini.
Studi genetik memperlihatkan hyena memiliki hubungan evolusioner yang tidak seperti dugaan sebelumnya. Hyena ternyata lebih dekat dengan kucing dari pada anjing meski mereka mirip. Bahkan anjing ternyata lebih dekat dengan panda dibanding hiena sendiri.
Diperkirakan leluhur hyena dan leluhur kucing baru berpisah sekitar 35 juta tahun lalu. Sementara terpisahnya leluhur hyena dengan leluhur anjing terjadi lebih lama lagi, yaitu sekitar 58 juta tahun lalu.
Hyena kerap digambarkan sebagai hewan antagonis dalam kebudayan populer, namun di alam mereka mempunyai fungsi luar biasa. Sebagai hewan pemakan daging vertebrata, kecuali serigala aard, hyena adalah pelahap bangkai yang penting dalam rantai makanan. Meski laporan terbaru telah menyebutkan bahwa hyena juga makan burung kecil. Lingkungan yang berubah memaksa hewan pintar ini mencari alternatif lain sebagai sumber makanan.
Kebiasaan makan mereka itu berguna untuk mengurangi penyebaran penyakit seperti antraks, mengurangi populasi lalat, juga bau busuk. Kemampuan hyena ini kadang disandingkan dengan burung nasar yang sama-sama doyan bangkai.
Namun hyena tentu saja bisa melahap lebih banyak bangkai dibanding burung nasar sehingga mereka lebih efektif melenyapkan bangkai dari suatu kawasan. Apalagi hyena nyaris menyapu bersih sisa hewan besar yang mati karena tulangnya pun dimakan setelah rahangnya yang kuat meremukkannya.
Baca juga : Jenis Kucing Liar Ini Jago Memanjat dan Mencari Mangsa di Pohon
Saat ini para ahli menyepakati ada empat spesies hyena yang masih ada, dan masing-masing memiliki ciri dan keunikan sendiri. Mereka adalah hyena tutul (Crocuta crocuta), hyena belang (Hyaena hyaena), hyena cokelat (Hyaena brunnea) dan serigala aard (Proteles cristata).
Hyena tutul dianggap spesies hyena paling cerdas dibanding yang lain. Kecerdasannya kerap disetarakan dengan primata. Mereka punya kemampuan berhitung, memecahkan masalah sederhana, dan mengenali suara individu kawanan.
Kemampuan berhitung itu membantu mereka memutuskan untuk menghadapi musuh atau melarikan diri. Jika jumlah kawanan musuh lebih banyak, mereka memilih menghindari risiko. Sementara pengenalan suara individu membantu mereka mengetahui anggota klan dan penyusup.
Hyena tutul adalah yang terbesar dibanding tiga spesies hyena lainnya. Jumlah anggota klan bisa mencapai 120-an individu, menurut sebuah penelitian. Jumlahnya masih melimpah di kawasan subsahara Afrika. Selain memulung atau merebut hewan mati, satwa cerdas ini juga berburu untuk mendapatkan makanan.
Hyena belang dicirikan dengan surai yang panjang yang mudah dikenali dibanding spesies hyena lainnya. Mereka lebih banyak makan bangkai dibanding berburu. Habitatnya membentang dari barat laut Afrika hingga Asia.
Hyena cokelat memiliki rambut yang panjang berwarna cokelat hingga hitam. Selain makan bangkai binatang yang dibunuh hewan lain, dia juga makan buah-buahan untuk diambil nutrisi dan airnya. Di pantai, mereka makan anjing laut.
Baca juga : Tak Seperti Kuda, Mengapa Zebra Tidak Pernah Menjadi Hewan Peliharaan dan Tunggangan?
Serigala aard adalah hyena yang paling kecil dibanding spesies hiena lainnya. Aardwolf dalam bahasa Afrika berarti serigala bumi. Ini karena sarang mereka berada di dalam tanah dan penampilannya mirip serigala. Meski paling ramping, kaki depan mereka lebih panjang dari kaki belakang seperti spesies hyena lainnya. Namun tidak seperti yang lain, serigala aard makan rayap dengan bantuan lidahnya. Penelitian lain menemukan, serigala aard ternyata juga mengonsumsi sejenis laba-laba dan kalajengking.
Keunikan lainnya, hyena betina memiliki pseudopenis. Ini membuat hyena sulit dikenali jenis kelamin sesungguhnya kecuali pengamatan dari jarak dekat. Sementara hyena jantan tidak memiliki tulang penis (baculum) sebagaimana yang dimiliki anjing dan kucing. Keistimewaan ini membuat hyena menjadi hewan berharga terkait penelitian evolusi organ reproduksi dan seksual mamalia.
Sedangkan penelitian dari Dr. Sarah Benson-Amram dari University of St Andrews, menyebutkan bahwa hyena adalah hewan terpintar karena dapat mengatasi masalah secara naluri dan juga dapat ‘berhitung.’
Sarah menyimpulkan bahwa tingkat kepintaran seekor hewan ditentukan dari cara mengatasi masalah. Hyena mempunyai strata sosial lebih tinggi dari jenis lainnya dan dapat mempertahankan wilayahnya dengan cara memanggil rekan mereka. Satwa cerdas ini akan mengusir hewan lain yang masuk ke wilayahnya dengan cara bergerombol. Hewan pintar ini dapat menghitung jumlah penyusup di wilayahnya dan memperkirakan berapa rekan yang harus hadir untuk mengusirnya. (***)
Suara Anjing Liar Pegunungan Papua Ini Tidak Melolong, tapi Bernyanyi