- Inilah jenis mamalia laut dari kelompok cetacea, yang terpantau di Perairan Alor, berdasarkan penelitian kolaborasi Universitas Tribuana Kalabahi, Universitas Diponegoro Semarang, dan Chiba University Jepang.
- Hasil survei tersebut mewakili musim timur dan barat tahun 2020 itu, menemukan beberapa jenis paus dan lumba-lumba.
- Paus ditemukan masuk dari Laut Sawu ke Selat Alor Flores, pada musim timur [Mei-Juni 2020]. Jenisnya adalah paus sperma palsu atau Pygmy Sperm Whale, paus biru [Balaenoptera musculus], dan paus sperma [Physeter macrocephalus].
- Untuk musim barat [November-Desember] ditemukan dua jenis paus yaitu paus sperma dan paus bungkuk [Megaptera novaeangliae]. Sementara lumba-lumba, ditemukan dua jenis yaitu Spinner Dolphin dan Bottlenose Dolphin.
Baca sebelumnya: Jalur Migrasi Cetacea dan Fenomena Air Laut Dingin Perairan Alor
**
Hasil penelitian kolaborasi antara Universitas Tribuana Kalabahi, Universitas Diponegoro Semarang, dan Chiba University Jepang, berhasil mengungkap jalur lintasan mamalia laut. Khususnya, yang masuk kelompok cetacea di Perairan Alor.
“Hasil survei kami mewakili musim timur dan barat tahun 2020, menemukan beberapa jenis paus dan lumba-lumba,” terang Jahved Ferianto Maro, peneliti dan dosen Universitas Tribuana Kalabahi, Alor, kepada Mongabay, Sabtu [9/3/2024].
Paus ditemukan masuk dari Laut Sawu ke Selat Alor Flores, pada musim timur [Mei-Juni 2020]. Jenisnya adalah paus sperma palsu atau Pygmy Sperm Whale, paus biru [Balaenoptera musculus], dan paus sperma [Physeter macrocephalus].
Sedangkan empat jenis lumba-lumba adalah Spinner Dolphin [Stenella longirostris], Risso’s Dolphin [Grampus griseus], Bottlenose Dolphin [Tursiops truncatus], dan False killer whale [Pseudorca crassidens].
Untuk musim barat [November-Desember] ditemukan dua jenis paus yaitu paus sperma dan paus bungkuk [Megaptera novaeangliae].
“Untuk lumba-lumba, ditemukan dua jenis yaitu Spinner Dolphin dan Bottlenose Dolphin,” terangnya.
Paus bungkuk
Sebelum melakukan penelitian, Jahved bertanya kepada peneliti dan masyarakat mengenai titik-titik kemunculan paus dan lumba-lumba.
“Justru titik yang tidak diprediksi melalui data citra itu, muncul paus. Seperti di Pulau Lapang, sekitaran Pulau Batang, Pulau Kambing, dan Pulau Rusa sebagai jalur lintasan paus bungkuk,” ungkapnya.
Jahved mengatakan, survei dilakukan pagi dan sore hari dan ternyata paus banyak muncul sekitar jam 16.00 hingga 17.20 WITA.
“Menurut riset, beberapa jenis paus dan lumba-lumba, kemunculannya ke permukaan untuk mencari makan dan melakukan atraksi,” terangnya.
Paus bungkuk hasil riset BKKPN Kupang belum diketahui keberadaannya, sementara Jahved menemukannya.
“Paus bungkuk bisa sampai Alor, khususnya di Pulau Lapang, jaraknya sekitar 20 ribu kilometer lebih. Kemunculannya pada Desember, diduga masuk dari Samudra Pasifik, melalui utara Australia dan bermigrasi ke Laut Sawu,” jelasnya.
Ragam jenis cetacea
Kepala Kantor Cabang Dinas [KCD] Dinas Kelautan dan Perikanan [DKP] Provinsi NTT, Wilayah Kabupaten Alor, Muhammad Saleh Goro kepada Mongabay membenarkan perairan Kepulauan Alor menjadi jalur migrasi cetacea.
Hal ini dipengaruhi kondisi perairan yang sehat dan sangat tenang, pada Juni hingga November.
“Kondisi ini menyebabkan tingkat kemunculan cetacea sangat tinggi dan titik sebarannya banyak,” ungkapnya, Selasa [16/4/2024].
Cetacea merupakan klasifikasi ilmiah untuk sejumlah satwa yang termasuk mamalia laut. Menurut Saleh, jenis terlihat adalah paus pembunuh [Orcinus orca], paus sperma, dan paus biru. Juga, paus bungkuk [Megaptera novaeangliae], paus pembunuh kerdil atau [Feresa attenuata], dan paus kepala melon [Peponocephala electra].
Untuk lumba-lumba, ada lumba-lumba biasa [Delphinus delphis], lumba-lumba hidung botol [Tursiops truncatu], dan lumba-lumba moncong panjang [Delphinus capensis]. Juga, lumba-lumba belang [Stenella coeruleoalba], lumba-lumba pemintal [Stenella longirostris], dan lumba-lumba bergaris [Stenella coeruleoalba].
“Guna melindungi paus dan lumba-lumba beserta jalurnya di Kepulauan Alor, hal tersebut sudah dimasukkan dalam Target Konservasi Kawasan Konservasi Taman Perairan Kepulauan Alor. Ini telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 106 Tahun 2023,” jelasnya.
Selain itu, keindahan 79 site dive [titik selam] di Taman Perairan Kepulauan Alor telah diberi nama dengan diterbitkannya Keputusan Gubernur NTT Nomor 344/KEP/HK/2023 tanggal 31 Oktober 2023 tentang Situs Selam di Kawasan Konservasi di Perairan di Wilayah Kepulauan Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Mampu Serap Karbon, Peneliti: Jangan Jadikan Paus sebagai Objek Biokredit!