- Sejak dinosaurus punah, populasi mamalia berkembang pesat danberaneka ragam. Ukuran mereka juga menjadi lebih besar.
- Paus biru adalah mamalia terbesar yang pernah ada. Bahkan, ia juga hewan dengan ukuran paling masif yang pernah hidup -sekitar 30 meter dan berat hingga 200 ton.
- Saat ini, gajah Afrika dianggap sebagai mamalia darat [dan juga hewan darat] terbesar yang masih hidup di muka BPanjangnya 7 meter dan tinggi 3,7 meter.
- Mamalia darat terbesar yang pernah ada adalah Paraceratherium yang sekarang sudah punah. Paraceratherium diperkirakan memiliki panjang total 7,4 meter dan tinggi bahu 4,8 meter.
Sejak dinosaurus punah, populasi mamalia berkembang pesat dan beraneka spesies. Ukuran mereka juga menjadi lebih besar. Namun muncul pertanyaan, menjadi seberapa besar?
Kita tahu bahwa paus biru adalah mamalia terbesar yang pernah ada. Bahkan, ia juga hewan dengan ukuran paling masif yang pernah hidup -sekitar 30 meter dengan berat hingga 200 ton.
Tapi bagaimana dengan mamalia yang hidup di darat?
Saat ini, gajah Afrika dianggap sebagai mamalia darat [dan juga hewan darat] terbesar yang masih hidup di muka Bumi. Dengan panjang 7 meter dan tinggi 3,7 meter, raksasa dari Afrika ini biasanya memiliki berat 4 hingga 7 ton dan juga memiliki otak dan hidung terberat dari semua mamalia darat.
Lumayan besar, bukan? Benar, akan tetapi mereka tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan ukuran mamalia darat terbesar yang pernah ada. Gelar itu diberikan kepada Paraceratherium yang sekarang sudah punah, yakni badak tanpa tanduk besar dengan leher panjang seperti jerapah.
Ditemukan sebagian besar di Asia, di China, Mongolia, Kazakhstan, dan Pakistan selama Epoch Oligosen awal hingga akhir [34–23 juta tahun lalu], raksasa ini jauh lebih besar dibandingkan dengan badak terbesar yang kita miliki saat ini -badak putih selatan, yang dapat mencapai panjang 4,2 meter, tinggi 1,85 meter, dan berat 3,6 ton.
Paraceratherium diperkirakan memiliki panjang total 7,4 meter dan tinggi bahu 4,8 meter, yang menjadikannya mamalia paling masif berjalan di Bumi. Raksasa prasejarah ini juga diyakini memiliki berat sekitar 17 ton -hampir lima kali lipat dari badak yang masih ada saat ini- berdasarkan perkiraan dari kerangka yang direkonstruksi sebagian di American Museum of Natural History, seperti dikutip dari IFL Science.
Tahun 2021, spesies baru badak raksasa yang punah, Paraceratherium linxiaense, ditemukan di Tibet. Berasal dari 26,5 juta tahun lalu, fosil tersebut di antaranya adalah tengkorak yang terawetkan secara utuh, serta rahang bawah dan tulang belakang dari individu lain.
“Tengkoraknya lebih dari satu meter panjangnya,” kata Deng Tao, penulis utama studi yang diterbitkan di Communications Biology terkait temuan tersebut. “Sangat langka bagi tengkorak sebesar itu bisa utuh sampai sekarang,” tambahnya dikutip dari CNN.
Namun, rekor Paraceratherium sebagai mamalia darat terbesar tidak bisa dibilang tidak terbantahkan. Karena ketidaklengkapan fosil yang ditemukan, tidak mungkin untuk mengetahui secara pasti seberapa besar badak purba ini tumbuh. Mereka menghadapi persaingan ketat dari para raksasa purba yang sudah punah lainnya.
Misalnya, beberapa orang mengatakan gajah Palaeoloxodon, yang hidup sekitar 700.000-50.000 tahun lalu, disebut lebih besar dari Paraceratherium, dengan berat hingga 22 ton. Namun, ini hanya berdasarkan sebagian kecil tulang paha, sehingga diabaikan banyak pihak.
Perkiraan lain, menggunakan tulang tungkai yang lebih lengkap dari gajah muda menempatkan berat Palaeoloxodon pada angka lebih sederhana yaitu 13-15 ton. Mastodon borson, yang menghuni sebagian Eurasia 5 hingga 2,5 juta tahun lalu, diperkirakan memiliki berat sekitar 15-16 ton, sehingga bisa menjadi pesaing berat badak raksasa tersebut.
Terlepas dari perdebatan tersebut, tidak ada satu pun dari hewan berat ini yang bisa mendekati hewan terbesar yang pernah berjalan di Bumi. Ini bukan mamalia, tetapi Patagotitan mayorum tidak dapat disangkal sangat besar, dengan panjang 37 meter dan beratnya setara 10 gajah Afrika.