Bali United menjadi sorotan karena berada di peringkat lima klasemen akhir Liga 1 2023/24. Apalagi statusnya sebagai juara bertahan pada musim lalu. Kendati demikian, Bali lolos ke play-off Liga Champions Asia 2023/24 setelah mengalahkan PSM Makassar melalui adu penalti. Artinya, Bali harus menyiapkan skuad untuk mengarungi dua kompetisi pada musim ini.
Namun klub berjuluk Serdadu Tridatu ini justru melakukan cuci gudang dengan melepas 11 pemain. Tidak seperti sebelumnya yang cukup jor-joran, Bali hanya mendatangkan empat pemain baru sejauh ini. Ditambah dengan satu pemain asing berposisi penyerang yang dibutuhkan Bali, “Mudah-mudahan juga pemain asing sudah lengkap sebelum memulai kompetisi Liga 1 musim ini,” kata Stefano “Teco” Cugurra seperti dikutip dari Antara.
Dua dari pemain baru akan mengisi lini belakang, yaitu Adilson Maringa berposisi kiper dari Arema FC. Sementara satu lagi adalah Elias Dolah di posisi bek tengah dari Port FC. Bahkan Tegar Infantri yang merupakan salah satu pemain baru, berposisi gelandang bertahan.
Proyeksi ini tidak lepas dari buruknya pertahanan Bali pada musim lalu. Sebab 53 gol bersarang di gawang yang sering dijaga Nadeo Ardiwinata pada musim sebelumnya. Jumlah kebobolan Bali sama dengan Dewa United yang berada di peringkat 17 klasemen akhir.
Maka dari itu Bali harus bergerak lebih cepat lagi untuk mempersiapkan skuadnya untuk padatnya musim depan. Apalagi Bali akan menjadi laga pembuka melawan PSS Sleman pada Sabtu (1/7) mendatang, “Kami sudah melakukan persiapan jelang bertemu PSS Sleman,” kata Teco usai memberikan latihan fisik, teknik, dan taktik.
Serangan Balik dan Pragmatisme Stefano “Teco” Cugurra
Bersama Teco, Bali mengandalkan transisi serangan balik cepat untuk mendobrak pertahanan lawan dengan formasi 4-3-3. Taktik ini cukup efektif karena Bali sering mencetak gol cepat kepada lawan. Persija Jakarta dan PSM adalah korban gol cepat Bali pada musim lalu. Kemudian Bali akan bermain pragmatis bertahan ketika sudah unggul.
Hal inilah yang membuat para pemain Bali mampu menjaga kebugarannya selama 90 menit. Apalagi dengan padatnya jadwal pada musim lalu. Hanya saja melambannya lini belakang, membuat Bali sering kebobolan pada menit-menit akhir. Seringkali Fadil Sausu dkk terlambat dalam melakukan transisi bertahan usai melancarkan serangan.
“Ya, mayoritas pemain lama. Mereka sudah paham soal taktik dalam tim. Yang harus kami perbaiki yaitu marking agar tidak banyak kebobolan dari yang (menit) terakhir,” ungkap Teco seperti dikutip dari Detik.
Mungkin hal itulah yang membuatnya harus melepas pemain-pemain bertahan gaek seperti Gunawan Dwi Cahyo, Hariono, dan Leonard Tupamahu. Apalagi Teco mulai menginstruksikan para pemain belakangnya agar mampu membangun serangan dari lini belakang. Artinya, pemain belakang Bali tidak hanya bertugas bertahan saja, melainkan juga membuat peluang sedini mungkin. Sementara Gunawan dan Leonard merupakan pemain bertahan berwajah lama.
Hal ini tidak diimbangi dengan lini tengah dan serangan yang memiliki kecepatan tinggi. Divaldo Alves, mantan Pelatih Persik, mengakui kelebihan Bali tersebut “Tim tengah mereka uat sekali. Ada Eber Bessa, ada juga Yabes Roni. Dia (Yabes) cepat sekali membawa bola ke depan. Juga ada Spaso (Ilija Spasojevic),” paparnya seperti dikutip dari Radar Bali.
Maka beruntunglah kebobolan Bali, mampu diimbangi dengan ketajaman di lini depan. Tapi kecepatan di seluruh lini ini jugalah yang menjadi tuntutan Teco kepada skuadnya. Alhasil, Teco terus menggenjot fisik para pemainnya jelang Liga 1. Apalagi ditambah dengan penyegaran skuadnya karena Teco menghindari cedera pemain dan kondisi fisik menurun di padatnya kompetisi Serdadu Tridatu pada musim depan. Program latihan ini dilakukannya ketika klub-klub lain justru sibuk dengan agenda uji coba jelang Liga 1 mendatang.
Pemain Andalan: Privat Mbarga
Bali merupakan klub paling produktif mencetak gol pada musim lalu, yaitu dengan 67 gol. Tidak cuma karena Spasojevic, produktivitas Bali sangat mengandalkan Privat Mbarga. Jika Spasojevic merupakan pencetak gol terbanyak Bali dengan 17 gol, maka di bawahnya ada Mbarga yang mencetak 16 gol.
Namun ketajaman Mbarga juga diiringi dengan tujuh asis. Berbeda dengan Spaso yang cuma mampu menyumbangkan satu asis bagi rekan-rekannya. Mbarga jugalah yang menjadi pemain paling sering dimainkan Teco dengan jumlah 3.172 menit selama musim lalu. Padahal Teco merupakan pelatih yang cukup rajin melakukan rotasi kesebelasanya.
Artinya, Mbarga tidak pernah tergantikan di sayap kanan sejak kedatangannya pada 2021 lalu. Selain sayap kanan, Mbarga juga bisa dimainkan di sebelah kiri. Bahkan sebagai penyerang utama karena insting mencetak gol pemain asal Kamerun ini sangat tinggi. Saat bermain, Mbarga sangat mengandalkan kecepatan larinya. Kecepatannya itu didukung oleh staminanya yang prima sehingga jarang terlihat kelelahan di setiap laganya.
Pemain kelahiran 7 Januari 1992 ini juga sering unggul dalam duel udara sehingga menjadi senjata lainnya untuk mencetak gol. “Saya berlatih setiap hari di gym untuk penguatan agar bisa melakukan explosive jumping. Saya sadar saya tidak memiliki postur yang tinggi. Makanya saya setiap hari berlatih untuk meningkatkan kemampuan jumping saya,” kata Mbarga seperti dikutip dari Indosport.
Namun hal yang paling mematikan Mbarga dalam produktivitasnya adalah tendangan keras dan sering tepat sasaran. Artinya, jangan sampai ada ruang untuk Mbarga bebas berkeliaran di sepertiga akhir pertahanan lawan untuk menekan produktivitas gol Serdadu Tridatu.
Pemain Muda Potensial: I Made Tito Wiratama
I Made Tito tampil menonjol ketika melawan PSM dalam laga play-off ACL 2023/24. Made Tito terlihat agresif dalam meredam sektor tengah PSM. Penampilan menonjol pemain 31 Juli 2003 ini bukan tanpa alasan. Sebab Made Tito sudah diberikan kesempatan bermain pada Liga 1 2022/23.
Bahkan ia mencetak satu gol dan empat asis dari enam pertandingan Liga 1 musim lalu. Made Tito sendiri memiliki kemampuan giringan bola yang cukup baik. Keahliannya itu membuat Bali memiliki peluang mempertahankan penguasaan bola lebih banyak.
Pertandingannya yang paling berkesan ketika musim lalu adalah saat memberikan dua asis melawan Persebaya Surabaya pada 18 Februari 2023. Asis yang diberikannya itu membuat Bali menang empat gol tanpa balas. Apalagi skor tersebut melepas kemenangan Bali sejak pergantian tahun. Made Tito juga memperlihatkan kepercayaan diri yang baik saat bermain meski usianya masih muda.
“Dia pemain bagus. Dia memiliki kemampuan serta keseimbangan yang bagus antara menyerang dan bertahan,” kata Teco. “Dia pemain yang bisa marking, juga berani pegang bola. Saya pikir dia bikin tim kita lebih bagus lagi,” sambungnya seperti dikutip dari Ring Times Bali.
Artinya Tito Made dipercaya bisa memperbaiki transisi bertahan Bali. Tidak percuma jika gelandang 19 tahun ini dipromosikan ke skuad senior dari Bali United Youth. “Dia pemain bagus. Semoga nanti bisa dipanggil Timnas (Tim Nasional),” kata Yabes.
Maka tidak salah juga jika Bali berani melepas para gelandang bertahan senior seperti Ahmad Agung, Hariono, Rizky Pellu, dan Sandi Sute. Sebab Teco ingin membuat skuad Bali lebih fresh dengan salah satunya adalah keberadaan Made Tito untuk menjaga keseimbangan bertahan dan menyerang.