Kamu perlu tahu cara menggunakan Google Trends. Hal ini karena tools gratisan dari Google ini dapat membantumu menyusun strategi untuk mengembangkan bisnis.
Jika kamu belum familiar dengan Google Trends, ini adalah fitur tren pencarian yang dapat memberikanmu data mengenai seberapa sering kata kunci pencarian tertentu dimasukkan ke dalam mesin pencari Google.
Nantinya, Google Trends akan menunjukkan volume pencarian kata kunci tersebut selama periode waktu tertentu.
Google Trends dapat dipakai untuk mengomparasikan dua hingga lima kata kunci. Selain itu, kamu dapat menemukan kata kunci yang sedang banyak dicari secara real-time melalui fitur hot search visualization.
Setidaknya Google Trends dapat kamu gunakan untuk tiga kepentingan, yakni untuk riset pasar, membuat strategi konten, dan riset kata kunci.
Di sini akan dijelaskan mengenai cara menggunakan Google Trends untuk masing-masing kepentingan ini. Yuk, bedah bersama!
Baca Juga: Ini Dia Jam Posting Instagram yang Tepat untuk Akun Bisnis
Cara Menggunakan Google Trends untuk Riset Pasar
Melansir Adacted, setidaknya ada tiga cara yang dapat kamu gunakan untuk melakukan riset pasar di Google Trends. Ini dia penjelasannya.
1. Mencari Topik Populer di Bidang Industri Terkait
Kamu bisa memulainya dengan memasuki menu “Explore” lalu mengatur filter yang ada di situ. Ada filter wilayah untuk memilih negara, lalu range waktu, kategori, dan jenis pencarian.
Di sini kamu bisa memilih kategori yang sesuai dengan lini bisnismu. Misalnya kamu memiliki bisnis di bidang kecantikan, kamu bisa memilih kategori “Beauty & Fitness”.
Ketika kamu memperbarui isian filter ini, data yang terjadi otomatis akan diperbarui. Kamu bisa melihat grafik pencarian di bidang tersebut dari waktu ke waktu, berdasarkan pilihan range waktu, serta daftar topik dan kata kunci yang dicari.
Dari informasi ini, kamu bisa tahu apa yang sedang dicari orang terkait kategori kecantikan. Informasi ini bisa menjadi ide pengembangan produk selanjutnya.
2. Melihat Pola Musiman
Untuk melihat pola musiman, kamu perlu memasukkan kata kunci di kolom “Search Term”.
Pilih filter “Custom Time Range” di menu filter waktu dan atur rentangnya agar kamu bisa melihat secara setahun penuh, atau kamu bisa memilih waktu selama beberapa tahun terakhir.
Misalnya, kamu hendak menjalankan bisnis parcel atau hampers dan kamu ingin melihat bagaimana trennya pada tahun lalu. Kamu bisa memasukkan kata kunci “hampers” pada kolom search term, lalu akan muncul grafiknya.
Pada grafik, kamu akan menemukan bahwa pencarian “hampers” grafiknya meninggi pada hari raya tertentu, seperti Imlek, Lebaran, dan Natal. Grafik tertinggi terjadi ketika Lebaran.
Dari informasi ini, kamu bisa menentukan pada bulan apa kamu harus melakukan persiapan untuk menghadapi lonjakan permintaan atau memaksimalkan promosi.
3. Mengetahui Pencarian terkait Kompetitor
Kamu juga bisa melakukan riset terhadap kompetitormu dengan Google Trends. Caranya tidak beda jauh, yakni memasukkan nama merek atau produk kompetitor pada kolom “Search term”.
Dari sana, kamu bisa melihat daftar topik dan kata kunci apa saja yang terkait dengan kompetitormu.
Kamu juga bisa melakukan komparasi dengan memasukkan nama merekmu di kolom “+ Compare” di samping kolom “Search term” yang sudah kamu isi.
Baca Juga: 7 Tips Membuat Action Plan untuk Bisnis
Cara Menggunakan Google Trends untuk Strategi Konten
Dari penjelasan sebelumnya, kurang lebih kamu sudah mendapat gambaran tentang fitur-fitur yang ada pada Google Trends. Mulai dari mengatur filter data hingga mengomparasikan kata kunci tertentu.
Selain menggunakan Google Trends untuk riset pasar, kamu juga bisa menggunakannya untuk strategi konten. Dari hanya mengubah filter wilayah, kamu bisa langsung tahu topik dan pencarian apa yang sedang tren di Indonesia.
Kamu juga bisa menemukan tren topik secara harian pada menu “Trending Searches”. Jika ingin melihat kata kunci yang dicari secara real-time, kamu bisa melihatnya di https://trends.google.com/trends/hottrends/visualize.
Melansir Orbitmedia, berikut ini sejumlah tips dalam menggunakan Google Trends untuk strategi konten.
1. Membuat Kalender Konten
Data pada Google Trends dapat memberitahumu grafik sebuah kata kunci dari tahun ke tahun. Misalnya kata kunci “hampers” yang naik pada masa-masa menjelang hari raya, seperti yang sudah dibahas sebelumnya.
Jika kamu sudah memiliki sejumlah topik yang akan dijadikan konten marketing, kamu bisa memantau pergerakan grafik dari tahun ke tahun. Lihat pola topik tersebut, pada bulan apa saja mengalami kenaikan.
Titik menjelang grafik naik, itulah saat yang tepat untuk mengunggah kontenmu. Dari informasi ini, kamu bisa membuat kalender konten. Jadi, kamu dapat merilis konten tepat pada waktu yang tepat.
2. Meningkatkan Upaya Branding
Kamu bisa memanfaatkan event-event besar yang terkait dengan bisnismu untuk menyusun strategi konten. Google Trends menyimpan semua data terkait event-event besar tersebut.
Semisal, pada peringatan Hari Kemerdekaan, pencarian yang terkait dengan Hari Kemerdekaan tentu meningkat. Kamu bisa melihat daftar topik dan pencarian yang terkait dengan kata kunci Hari Kemerdekaan.
Dari daftar tersebut, kamu bisa mencari kata kunci yang sesuai dengan lini bisnismu, lalu membuat konten tentang itu menjelang Hari Kemerdekaan.
Kontenmu akan dibaca cukup tinggi karena volume pencariannya juga tinggi. Artinya, ini merupakan usaha cukup baik untuk meningkatkan branding kamu.
3. Lakukan Riset terhadap Tren Belanja
Kamu bisa melakukan riset ini dengan memilih kategori “Shopping” di menu “Explore”. Dari sini kamu dapat melihat data yang terkait dengan niat beli pengguna untuk semua jenis penelusuran yang berbeda pada produk.
Baca Juga: 7 Cara Meningkatkan Social Media Engagement
Cara Menggunakan Google Trends untuk Riset Kata Kunci
Selain melakukan riset pasar dan membuat strategi konten, kamu juga dapat menggunakan Google Trends untuk riset kata kunci.
Mengutip SEMrumsh, berikut ini penjelasannya secara terperinci.
1. Mengetahui Volume Pencarian Kata Kunci
Volume pencarian suatu kata kunci, mengacu pada berapa kali suatu istilah dicari dalam jangka waktu tertentu. Jika kamu sangat peduli dengan SEO (search engine optimization), volume pencarian menjadi sangat penting.
Google Trends memungkinkan kamu memasukkan kata kunci pada kolom “Search term” dan melihat grafik tentang minat pada kata kunci tersebut dalam jangka waktu yang sudah kamu tentukan.
Namun volume pencarian yang diberikan tidak menunjukkan angka sebenarnya, tetapi menunjukkan skor dari skala 1-100.
2. Menemukan Topik Trending yang Relevan
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, setiap kali kita melakukan inspeksi terhadap suatu kata kunci, maka akan muncul daftar topik terkait.
Dari situ kamu dapat memfilter data berdasarkan yang paling top atau yang pencariannya sedang naik (rising).
Pada daftar topik rising, akan ditunjukkan persentase kenaikannya ketimbang skor 1-100. Kamu bisa lebih mengandalkan daftar topik paling top untuk riset kata kunci.
Namun, daftar topik rising bukannya tidak punya potensi untuk naik. Kamu bisa menginspeksinya lebih lanjut untuk melihat potensinya.
3. Menemukan Pencarian Terkait
Ada satu lagi daftar yang tampil pada menu “Explore”, yakni daftar pencarian terkait, atau “related queries”. Letaknya berdampingan dengan daftar topik terkait.
Kamu mungkin akan cenderung memasukkan kata kunci pendek (short-tail keyword) pada kolom “Search term”.
Jika kamu butuh ide untuk membuat kata kunci panjang (long-tail keyword), kamu bisa menemukannya di daftar pencarian terkait.
Misalnya kamu menginspeksi kata kunci “seledri”. kemudian pada daftar pencarian terkait akan muncul kata kunci yang lebih panjang, seperti “Manfaat daun seledri bagi penderita hipertensi” atau “Manfaat jus timun dan seledri”.
Long-tail keyword penting untuk digunakan. Meski volume pencariannya rendah, tetapi kompetisinya di mesin pencari cenderung rendah.
Dengan menggunakan kata kunci yang lebih panjang, kans kontenmu untuk naik ke halaman pertama lebih tinggi.
Baca Juga: 10 Kota Terkaya di Indonesia, Punya Banyak Sektor Industri!
Demikian penjelasan mengenai cara menggunakan Google Trends. Yuk, aplikasikan untuk branding bisnismu!
Sumber: