Penyelanggaran NextDev Summit Telkomsel
Teknologi.id – Saat ini diperkirakan terdapat 200 juta SIM Card yang diproduksi di Indonesia setiap tahun. Hal itu tentunya menyebabkan limbah bekas kartu, berdampak pada masalah polusi lingkungan yang bisa mneggangu keberlangsungan bumi.
Melihat hal tersebut perusahaan Telkomsel meluncurkan program Jaga Bumi, sebuah Corporate Social Responsibilty (CSR) yang bertujuan untuk mengurangi samapah plastik, khususnya plastik bekas cangkang atau packaging kartu SIM.
NextDev Summit tahun ke-9 yang digelar oleh Telkomsel, dengan tema Embracing Tech for Sustainable Impacts. Mereka ingin mendukung pertumbuhan bisnis startup digital dan mendorong penggunaan teknologi untuk menciptakan dampak positif yang berkelanjutan.
Dalam talkshow pertama yang mengusung tema Tech For Sustainability Impact, ada tiga narasumber Yaitu, Mohammad Bijkasana Junerosano selaku CEO dan Founder Waste4Change, Saki H Bramono, selaku VP Corporatee Communications & Social Responsibilty Telkomsel dan Angkie Yudistia selaku Staf Khusus Presiden Untuk Disabilitas.
Baca juga: Satelit Merah Putih 2 Telkom (TLKM) Sukses Meluncur, Pakai Roket Elon Musk
Saki Bramono mengatakan Telkomsel telah mengambil langkah untuk mengelola sampah plastik dari produk-produknya berupa bekas cangkang SIM Card inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen Telkomsel terhada ekonomi sirkular, dimana limbah dimanfaatkan kembali dan dimasukan ke dalam siklus produksi.
Saki H. Bramono mengatakan dalam menekan polusi, perusahaan berhasil membuat sampah dari limbah dari plastik SIM Card menjadi smartphone holder dan paving block. Smartphone holder adalah alat penyokong atau pengikat ponsel pintar sehingga perangkat tersebut menempel dnegan kokoh. Saat Telkomsel telah memproduksi penggenggam ponsel tersebut dari bahan baku sampah.
“Kami mengkoleksi semua sampah plastik di reseller-reseller, kita ambil dan kita olah menjadi smartphone holders, lalu kedua, produk yang dihasilkan itu adalah paving block. Limbah palstik berupa ribuan cengkang SIM Card yang dikumpulkan dari peritel dan reseller Telkomsel tidak hanya dibuang begitu saja, melainkan didaur ulang dan diolah menjadi produk-produk baru yang bernilai. Salah satu produk yang dihasilkan yang terbuat dari limbah plastik yang sebelumnya menjadi masalah.
“Paving block ini terbuat dari hasil limbah plastik dan sekarang sudah ada di gudang sebanyak 70 ribu.”
Baca juga: Kartu Telkomselmu Hangus? Jangan Panik! Begini Cara Mudah Mengaktifkannya Kembali!
Dengan mengelolah kembali limbah plastik menjadi produk bermanfaat, Telkomsel tidak hanya mengurangi jumlah sampah palstik yang terakhir di tempat pembuangan akhir, tetapi juga menciptakan siklus ekonomi yang lebih berkelanjutan. Telkomesel berencana untuk menggunkan paving block yang terbuat dari limbah plastik mereka sendiri dalam pembangunan gedung baru dikantor pusat mereka.
Upaya Telkomsel dalam mendaur ulang sampah plastik bernilai rendah ini juga turut membantu mengurangi sampah plastik, sebab paving block yang dibuat dari cangkang SIM Card juga menggunkan bahan campuran dari limbah plastik.
Dalam kesempatan yang sama Kepala Pusat Pengendali Pembangunan Ekoregion Bali Nusa Tenggara Kementrian Lingkungan Hidup, Ni Nyoman Santi mengatakan, sampah satu keping cangkang SIM Card yang dibuang, baru bisa terurai dalam 80 tahun.
“Bayangkan kita biasanya pakai 2-3 nomor SIM Card, dan di Bali ini banyak turis yang menggunkan SIM Card sekali sekali pakai,” ujar Nyoman Santi.
Telkomsel akan mengumpulkan sampah plastik kemasan maupun cangkang SIM Card dari outlet dan reseller-nya, Telkomesel juga, akan mengumpulkan kartu perdana dari semua operator.
Sampah plastik tersebut kemudiahan akan diambil oleh PlusTik untuk didaur ulang menjadi sejumah produk. Saat ini hasil olahannya berupa handphone (HP) holder dan pavement blocks.
Smartphone holder akan didistribusikan kembali ke outlet reseller dan dapat digunakan untuk ponsel yang di-display. Untuk produk pavement blocks akan digunakan Telkomsel sebagai bahan material untuk kebutuhan renovasi maupun pembangunana fasilitas gedung baru di masa mendatang.
Meski kuantitas limbah dari SIM Card bisa mencapai jutaan unit bobot yang dihasilkan setelah dikumpulkan bisa hanya sekitar 100 kilogram, untuk bisa daur ulang dalam jumlah besar. Selain mengurusi sampah plastiknya sendiri, Telkomesel juga membantu PlusTik untuk mengurangi sampah plastik campuran dari TPA di Bogor. Nanti dua sampah tadi dicampur, akan di proses untuk menjadi mobile holder dan juga pavling blok, ” ujar Reza Hasinanda CEO PlusTik.
Kampanye daur ulang SIM Card ini baru dimulai di Bali, Rencananya Telkomsel akan memperluas programnya ke wilayah lain, seperti Jabodetabek dan Jawa Barat.
“Pioting pertama di Bali, lalu akan bergerak di area Jabodetabek dan Jabar untuk sikumpulkan sampah plastik dari Cangkang SIM Card dan juga packaging yang akan diolah menjadi pavling block serta smartphone card holder.
Baca berita dan artikel lainnya Google News
(ay)