- Black-footed cat namanya, atau dalam Bahasa Indonesia disebut kucing kaki hitam [Felis nigripes]. Kucing ini merupakan salah satu jenis kucing paling mematikan di dunia.
- Tubuhnya mungil, berat kurang dari 2,5 kilogram dengan panjang sekitar 35 sentimeter. Perawakannya imut dengan mata bulat, wajah manis, dan telinga besar. Namun, kucing ini secara naluriah dibekali insting predator yang sangat tajam dan mematikan.
- Selama berburu, kucing kaki hitam dapat menempuh jarak hingga 32 km. Kemampuan pendengaran dan penglihatan yang luar biasa, membuatnya mahir beraksi dalam kegelapan malam.
- Tahun 2016, spesies ini dimasukkan ke IUCN Red List of Endangered Species, dengan status Rentan.
Kucing ini tampak sama saja, mirip kucing peliharaan kita di rumah. Namun, siapa sangka ternyata dia adalah salah satu kucing paling mematikan di dunia.
Black-footed cat namanya, atau dalam Bahasa Indonesia disebut kucing kaki hitam [Felis nigripes]. Dikutip dari IFL Science, kucing ini secara naluriah dibekali insting predator yang sangat tajam dan mematikan. Tubuhnya mungil, berat kurang dari 2,5 kilogram dengan panjang sekitar 35 sentimeter. Perawakannya imut dengan mata bulat, wajah manis, dan telinga besar.
Bulunya cokelat dengan pola garis hitam atau bintik-bintik hitam yang terkadang muncul. Hal yang menarik, kucing yang imut ini dijuluki sebagai kucing paling kecil di Afrika dan salah satu kucing terkecil di dunia.
Kucing ini dikenal sebagai African black-footed cat alias kucing kaki hitam Afrika atau small-spotted cat [kucing bintik kecil]. Karena ukurannya yang sangat kecil dan kebiasaan keluar hanya malam hari, sulit untuk kita mengabadikan kehidupannya. Terlebih, ia sering tinggal di lubang.
Kucing ini dikenal sebagai pemburu luar biasa. Dan, mencatat lebih banyak ‘pembunuhan’ dalam satu malam ketimbang macan tutul dalam enam bulan, menjadikannya yang paling mematikan di antara semua jenis kucing di dunia.
Predator mungil ini memiliki metabolisme tinggi, yang berarti selalu lapar. Mereka mampu mengembangkan tiga teknik berburu yang sangat efisien:
- Berburu cepat: dilakukan dengan melompat cepat melalui rumput-rumput tinggi untuk menyergap dan menangkap mangsa.
- Berburu lambat: membutuhkan keheningan dan kehati-hatian, dan diam-diam merapat ke arah mangsa, sebelum
- Berburu dengan duduk dan menunggu: sangat mirip teknik kedua, kecuali duduk diam dan hening, terkadang sembari menutup mata dan mendengarkan suara-suara malam. Mereka bisa duduk di satu tempat selama berjam, menunggu mangsanya
Dengan menggunakan teknik beda, kucing kaki hitam dapat memangsa antara 10 hingga 14 tikus atau burung kecil dalam satu malam [atau rata-rata 1 mangsa setiap 50 menit].
Menurut Luke Hunter, Chief Conservation Officer Panthera, sebuah organisasi konservasi felin global: “Dengan tingkat keberhasilan 60 persen, kucing kaki hitam kira-kira tiga kali lebih sukses dibandingkan singa,” jelasnya, dilkutip dari Smithsonian Magazine.
Mangsa apa yang diburu?
Kucing kaki hitam adalah ancaman berbahaya bagi tikus, burung, dan kelinci. Tapi jangan khawatir, manusia bukanlah menu bagi makhluk nokturnal pemalu ini.
Selama berburu, kucing kaki hitam dapat menempuh jarak hingga 32 km. Kemampuan pendengaran dan penglihatan yang luar biasa, membuatnya mahir beraksi dalam kegelapan malam.
Menurut peneliti, kucing ini terkadang menyerang kambing atau jerapah dan sengaja menggigit arteri karotid mangsanya.
Di mana kucing paling mematikan ini hidup?
Kucing kaki hitam ini hidup di Afrika Selatan, Namibia, dan Botswana. Mereka hidup di savanah kering, di lubang-lubang yang mereka ambil paksa dari hewan lain. Mereka juga tinggal di tumpukan rayap yang ditinggalkan; itulah asal muasal mereka juga dipanggil Ant Tiger atau harimau semut.
Fakta sangat menariknya adalah mereka tidak perlu minum banyak. Tinggal di habitat kering, membuat tubuh mereka beradaptasi dengan iklim ini. Namun, mereka membutuhkan jumlah makanan yang relatif besar [250 gr daging per hari] untuk tetap terhidrasi.
Sayangnya, seperti banyak hewan lain, kucing kaki hitam Afrika terancam punah. Tahun 2016, spesies ini dimasukkan ke IUCN Red List of Endangered Species, dengan status Rentan [Vulnerable/VU].
Habitat asli mereka mengalami degradasi akibat aktivitas manusia. Selain itu, perangkap dan racun yang dipasang untuk hewan lain, serta ancaman pemburu, turut berkontribusi pada penurunan populasi mereka.
Tanpa upaya konservasi serius, masa depan spesies luar biasa ini makin tidak menentu. [Berbagai sumber]