Dipublish Tgl: Wednesday, 22 May 2024
High season pada bisnis dapat diibaratkan bagai pisau bermata dua. Disatu sisi momen ini menjadi keuntungan karena penjualan meningkat, di sisi lain lonjakan ini menjadi tantangan tersendiri pada pengelolaan stoknya.
Jika stok kurang dapat mengakibatkan penurunan kepuasan pelanggan, namun juga stok berlebihan juga dapat menjadi penyebab kerugian karena adanya penumpukan stok berlebihan.
Lalu bagaimana strategi pengelolaannya? dan apa yang dimaksud dengan high season ini? Simak penjelasan lengkapnya pada artikel berikut ini!
Apa itu High Season?
High season adalah periode tertentu saat permintaan pelanggan meningkat secara signifikan. Biasanya terjadi secara berulang setiap periodenya.
Selain itu, periode ini juga biasanya ditandai dengan adanya peningkatan penjualan, kunjungan pelanggan, pemesanan online dan pendapatan bisnis.
Contohnya, menjelang Hari Raya Idul Fitri, permintaan kue kering melonjak tajam. Hal ini menunjukkan bahwa bisnis kue kering tengah mengalami high season pada periode tersebut.
Dengan ini pelaku usaha bisa mengantisipasinya dengan melakukan persiapan yang matang jauh-jauh hari sebelum masa peningkatan ini, khususnya dari segi pengelolaan stok.
Baca Juga: 10 Tips Manajemen Stok Barang Toko Ritel
Perbedaan High Season, Peak Season dan Low Season
Ada 3 hal mendasar yang membedakan high season, peak season dan low season, yakni: periode, karakteristik dan contohnya. Berikut penjelasan lengkapnya!
1. Periode
Perbedaan pertama adalah periodenya, yakni:
- High Season: Merupakan musim ramai yang relatif panjang, biasanya berlangsung selama beberapa bulan.
- Peak Season: Merupakan musim ramai yang singkat, hanya berlangsung selama beberapa minggu atau bahkan hari.
- Low Season: Merupakan musim sepi yang cukup panjang, berlangsung selama beberapa bulan.
2. Karakteristik
Selanjutnya dari karakteristik ketiga periode ini, dimana:
- High Season: Permintaan tinggi secara konsisten, namun tidak mencapai puncak ekstrim.
- Peak Season: Permintaan mencapai puncak tertinggi, bahkan meledak dalam waktu singkat.
- Low Season: Permintaan rendah secara konsisten, bahkan terpuruk di level terendah.
3. Contoh
Terakhir adalah contohnya, yakni:
- High Season: Musim liburan sekolah, musim panen raya untuk produk pertanian tertentu.
- Peak Season: Liburan Natal dan Tahun Baru, momen peluncuran produk baru.
- Low Season: Musim hujan di daerah wisata pantai, pasca perayaan besar.
Perbedaan di atas perlu dipahami pelaku usaha karena sangat berpengaruh pada strategi yang akan mereka gunakan dan persiapkan nantinya.
Tantangan Bisnis Saat High Season
Berikut 5 tantangan yang kerap dialami bisnis saat jumlah permintaan melonjak:
- Manajemen stok barang yang sulit diprediksi dan sering tidak akurat, berpotensi menyebabkan kekecewaan pelanggan sekaligus penimbunan biaya penyimpanan barang.
- Operasional tidak lancar, karena ketidaksiapan tim dalam menghadapi peningkatan penjualan.
- Tenaga kerja yang tidak sebanding dengan jumlah permintaan yang tinggi.
- Adanya keluhan pelanggan karena tidak puas dengan pelayanan yang diberikan.
- Adanya gangguan transaksi karena sistem atau web tidak mampu menambah lonjakan permintaan, khususnya bisnis online.
Strategi Kontrol Stok Barang Saat High Season
Untuk mengoptimalkan manajemen stok barang saat high season, Anda bisa menerapkan langkah-langkah di bawah ini:
1. Lakukan Analisa Penjualan Tahun Sebelumnya
Strategi pertama yang bisa dilakukan untuk menghadapi pelonjakan perintaan, Anda perlu melakukan analisis data penjualan pada tahun sebelumnya untuk mengidentifikasi pola dan tren pembelian barang.
Data ini digunakan untuk memprediksi permintaan yang akan datang dan menentukan target stok yang ideal.
2. Identifikasi Produk yang Paling Laku
Selanjutnya melakukan idenfikasi mana produk yang paling laku selama masa itu berlangsung, untuk membantu Anda dalam mengalokasikan sumber daya dengan lebih efisien.
Dengan lebih okus pada produk yang paling diminati, Anda juga bisa jdi lebih efisien dalam melakukan manajemen stok dan meminimalisir resiko kekurangan atau kelebihan persediaan.
3. Buat Persiapan Jauh-Jauh Hari
Jika pola permintaan dan mana produk yang paling diminati sudah diketahui, maka Anda bisa melakukan persiapan jauh-jauh hari sebelum masa pelonjakan permintaan berlangsung.
Adapun persiapan ini meliputi pengadaan stok tambahan, perbaikan proses operasional, perencanaan logistik, persiapan infrastruktur dan seterusnya.
4. Kerjasama dengan Pemasok
Strategi berikutnya adalah melakukan kerjasama dengan pemasok. Hal ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan stok selama masa berlangsung.
Selain itu, dengan kerja sama ini Anda bisa melakukan negosiasi baik dari harga, waktu pengiriman hingga jaminan pengembalian barang juga sudah kadaluarsa.
5. Kontrol Stok Secara Berkala
Selanjutnya, pantau dan kontrol stok secara berkala. Pengontrolan ini tidak hanya pada saat permintaan meningkat saja untuk mengidentifikasi trend dan jumlah stok yang tersedia.
Jika perlu Anda memantau stok secara real-time menggunakan Beecloud, untuk memastikan data stok barangnya.
6. Jangan Menimbun Stok
Selanjutnya, hindari menimbun stok berlebihan karena dapat menyebabkan biaya penyimpanan yang tinggi dan risiko kerusakan barang. Anda bisa mengadakan clearance sale untuk menjual stok lama sebelum masa permintaan meningkat berlangsung.
Baca Juga: Apa itu Clearance Sale dan Bagaimana Cara Penerpannya?
7. Manfaatkan Teknologi
Tips berikutnya manfaatkan teknologi untuk melakukan manajemen stok barang, seperti aplikasi pembukuan Beecloud. Kelola barang baik di gudang maupun di toko jadi lebih mudah dan klop.
Dengan Beecloud juga, Anda bisa memantau dan mengelola stok dengan lebih efisien, sekaligus mengurangi kesalahan manusia dalam proses pengelolaan stok. Mau ujoi coba GRATIS? Klik banner di bawah ini!
8. Siapkan SDM yang Memadai
Kedelapan, rekrut dan latih karyawan tambahan untuk menangani lonjakan permintaan selama masa tersebut. Pastikan juga karyawan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk mengelola stok barang.
9. Berikan Pelatihan Karyawan
Kemudian berikan juga pelatihan kepada karyawan menganai manajemen stok, penanganan barang, dan proses operasional lainnya, untuk membantu meningkatkan efisiensi dan responsibilitas.
Karyawan yang terlatih akan lebih responsif terhadap perubahan permintaan selama permintaan meningkat. Sehingga operasional Anda jauh lebih optimal meskipun terjadi pelonjakan permintaan.
10. Lakukan Evaluasi
Setelah periode berakhir, penting untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja strategi kontrol stok yang telah dilakukan. Identifikasi apa yang berhasil dan apa yang perlu ditingkatkan untuk mempersiapkan diri lebih baik untuk periode berikutnya.
Dengan menerapkan strategi ini, bisnis dapat mengelola stok dengan lebih baik selama periode high season dan meningkatkan kepuasan pelanggan serta profitabilitas. Semoga bermanfaat!