Pagar Kawat Gajah dan Madu Kelulut, Apa Hubungannya?

pagar-kawat-gajah-dan-madu-kelulut,-apa-hubungannya?
Pagar Kawat Gajah dan Madu Kelulut, Apa Hubungannya?
service
Share

Share This Post

or copy the link
  • Konflik manusia dengan gajah sumatera masih terjadi di Provinsi Aceh, sehingga harus dicarikan solusinya.
  • Pembangunan parit/barrier dan pemasangan pagar kawat kejut listrik atau power fencing dengan tujuan mencegah gajah liar memasuki permukiman masyarakat, merupakan cara yang dilakukan pihak BKSDA Aceh, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan [DLHK] Aceh, bersama Forum Konservasi Leuser [FKL] untuk meminimalisir konflik tersebut. Parit sepanjang 26 kilometer dan pagar kawat kejut sekitar 17 kilometer telah dibuat di Desa Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh.
  • Mahdi Ismail, peternak madu kelulut atau Trigona [Trigona spp], memiliki inisiatif unik memanfaatkan lahan pinggiran parit dan pagar tersebut dengan beternak madu kelulut. Tujuannya, memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat sekitar.
  • Sejak September 2023, dia bersama kelompok masyarakat Desa Seumanah Jaya berjumlah 22 orang, telah membangun 50 sarang madu kelulut dan memanennya.

Konflik manusia dengan gajah sumatera masih terjadi di Provinsi Aceh. Solusi terus diupayakan agar pertikaian ini dapat diminimalisir.

Salah satunya adalah dengan membangun parit/barrier dan memasang pagar kawat kejut listrik atau power fencing. Tujuannya, mencegah gajah memasuki permukiman masyarakat.

Di Kabupaten Aceh Timur, pihak BKSDA Aceh, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan [DLHK] Aceh, bersama Forum Konservasi Leuser [FKL] telah membuat 26 kilometer parit dan memasang 17 kilometer pagar kawat kejut.

Pagar beraliran listrik tersebut dibentang di perbatasan kawasan hutan dengan kebun masyarakat di Desa Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak.

“Seumanah Jaya termasuk desa yang sering terjadi konflik manusia dengan gajah sumatera liar. Setelah parit dibuat dan pagar dipasang, konflik mulai jarang. Dengan begitu, ketakutan warga berkurang,” ujar Sugianto, warga Desa Seumanah Jaya, Minggu [12/5/2024].

Inilah sarang madu kelulut yang dibuat Mahdi Ismail dan kelompoknya dekat pagar kawat kejut gajah di Desa Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

Data Balai Konservasi Sumber Daya Alam [BKSDA] Aceh menunjukkan, konflik manusia dengan gajah sejak 2019 hingga Oktober 2023 mencapai 583 kasus.

Kabupaten Pidie merupakan wilayah yang paling banyak terjadi konflik yaitu 145 kasus, diikuti Kabupaten Aceh Jaya [86 kasus], dan Kabupaten Aceh Timur [67 kasus].

Sebanyak 50 sarang madu kelulut dibuat di bangunan ini. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

Inisiatif madu kelulut

Mahdi Ismail, peternak madu kelulut atau Trigona [Trigona spp], memiliki inisiatif unik memanfaatkan lahan pinggiran parit dan pagar tersebut. Tujuannya, memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat sekitar.

Warga Kecamatan Ranto Peureulak tersebut membuat peternakan madu kelulut. Didukung Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh [HAkA], sejak September 2023, dia bersama kelompok masyarakat Desa Seumanah Jaya membangun 50 sarang.

Mahdi mengatakan, lebah tanpa sengat yang hidup berkelompok tersebut dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, yang selama ini menggantungkan hidup dari hutan.

“Budidaya ini sangat menjanjikan, baik sebagai mata pencaharian utama maupun sampingan. Harga jualnya juga tinggi, sekitar Rp450-500 ribu per liter. Madu kelulut juga memiliki sejumlah khasiat, mulai dari meningkatkan imun tubuh hingga menangkal radikal bebas,” ujar lelaki yang telah beternak kelulut sejak 2017, Rabu [8/5/2024].

Mahdi Ismail menunjukkan madu kelulut yang mulai menampakkkan hasil. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

Dalam bangunan 3 x 13 meter, yang letaknya dua meter dari pagar kawat kejut, sebanyak 50 sarang lebah kelulut jenis Leaviceps sp dikumpulkan. Sekitar 26 sarang telah diisi koloni, sementara sisanya dibiarkan kosong.

“Kami sengaja melakukannya, agar kelulut bisa membentuk koloni baru. Sedangkan untuk mencegah sarang madu dimakan beruang, dindingnya kami pasang kawat baja.”

Madu kelulut ini memberi manfaat positif bagi masyarakat Desa Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

Menurut Mahdi, anggota kelompoknya yang berjumlah 22 orang, telah memanen madu ini satu kali.

“Kami terus uji coba, karena ada yang menyebut gajah akan menghindari lebah kelulut. Jika terbukti, akan sangat menarik, karena selain memberi banyak manfaat kepada masyarakat  juga dapat mencegah konflik.”

Mahdi berharap, semakin banyak masyarakat yang terlibat kegiatan ini sekaligus ikut memelihara pagar listrik.

“Saya membayangkan, jika setiap 200 meter dibuat bangunan dengan 50 sarang kelulut, akan cukup banyak madu yang dipanen,” imbuhnya.

Inilah bangunan tempat madu kelulut bersarang yang letaknya sekitar dua meter dari pagar kawat kejut gajah. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

Sekretaris Yayasan HAkA, Badrul Irfan mengatakan, inisiatif mengembangkan peternakan lebah kelulut ini sangat menarik. Selain panen madu, masyarakat juga ikut memelihara kawat kejut yang panjang itu.

“Tentunya butuh pemeliharaan. Terutama, membersihkannya dari semak, ranting pohon yang jatuh dan lainnya,” jelasnya, Selasa [14/5/2024].

Pembersihan pagar dari semak tumbuhan dan ranting pohon harus dilakukan selalu. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

Kelulut merupakan lebah tanpa sengat yang mulai dibudidayakan sejumlah masyarakat di Indonesia, termasuk di Aceh.

David W. Roubik dalam penelitiannya [2206] di jurnal Apidologie berjudul “Stingless bee nesting biology” menjelaskan bahwa di seluruh dunia, terdapat sekitar hampir lima ratus spesies lebah Trigona. Paling mudah dikenali adalah Trigona itama, Trigona scaptotrigona, Trigona laeviceps, Trigona apicalis, dan Trigona thoracica.

“Lebah Trigona banyak ditemukan di kawasan tropis atau subtropis di antaranya Australia, Afrika, Asia Tenggara, dan kawasan Amerika Tropis. Khusus di Indonesia, yang berdekatan dengan garis khatulistiwa dengan hutan hujannya, dihuni lebih dari 29 spesies Trigona,” jelasnya.

Pagar kawat kejut sekitar 17 kilometer telah dibuat di Desa Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

Madu Kelulut dan Kelestarian Hutan Leuser

0
mutlu
Happy
0
_zg_n
Sad
0
sinirli
Annoyed
0
_a_rm_
Surprised
0
vir_sl_
Infected
Pagar Kawat Gajah dan Madu Kelulut, Apa Hubungannya?

Tamamen Ücretsiz Olarak Bültenimize Abone Olabilirsin

Yeni haberlerden haberdar olmak için fırsatı kaçırma ve ücretsiz e-posta aboneliğini hemen başlat.

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Login

To enjoy Foxiz.my.id privileges, log in or create an account now, and it's completely free!

Bizi Takip Edin