- Di dunia ada sekitar 4.600 spesies kecoak, namun tak ada yang bisa menyamai kecoak jerman dalam hal penyebarannya.
- Kecoak jerman [Blattella germanica] sebenarnya berasal dari Asia Tenggara. Studi genetik terbaru menyimpulkan bahwa nenek moyang mereka adalah kecoak asia [Blattella asahinai], dan keduanya diperkirakan berpisah sekitar 2.100 tahun lalu.
- Dari Asia Tenggara, kecoak memulai perjalanannya melintasi benua melalui dua rute utama. Pertama, mereka bergerak ke barat menuju Timur Tengah sekitar 1.200 tahun lalu. Kedua, membawa mereka ke Eropa sekitar 270 tahun lalu, memanfaatkan jalur perdagangan Perusahaan Hindia Timur Belanda [VOC/Vereenigde Oostindische Compagnie]dan Perusahaan India Timur Inggris [EIC/East India Company].
- Kecoak awalnya adalah penghuni hutan dan ladang. Namun, seiring perkembangan peradaban manusia, mereka menemukan peluang hidup nyaman di rumah kita. Mereka beradaptasi dengan cepat untuk hidup di ruangan.
Kecoak, serangga kecil yang sering menjadi tamu tak diundang di rumah kita, ternyata menyimpan sejarah evolusi yang panjang dan menarik. Selama 2.000 tahun, mereka telah menjelajahi dunia, beradaptasi dengan lingkungan beragam, dan mengembangkan kemampuan bertahan hidup yang luar biasa.
Bagaimana serangga ini bisa menjadi salah satu hama paling ulet di dunia?
Asal usul dan penyebaran global kecoak
Di dunia ada sekitar 4.600 spesies kecoak, namun tak ada yang bisa menyamai kecoak jerman dalam hal penyebarannya. Jenis ini dapat ditemukan di hampir setiap tempat yang dihuni manusia secara permanen.
Tidak sesuai dengan namanya, kecoak jerman [Blattella germanica] sebenarnya berasal dari Asia Tenggara. Studi genetik terbaru menyimpulkan bahwa nenek moyang mereka adalah kecoak asia [Blattella asahinai], dan keduanya diperkirakan berpisah sekitar 2.100 tahun lalu.
Dari Asia Tenggara, seperti dikutip dari Earth.com, kecoak memulai perjalanan epiknya melintasi benua melalui dua rute utama.
Pertama, mereka bergerak ke barat menuju Timur Tengah sekitar 1.200 tahun lalu. Kemungkinan besar, dengan menumpang di keranjang roti para awak kapal atau juga tentara kekaisaran Islam kala itu.
Kedua, membawa mereka ke Eropa sekitar 270 tahun lalu, memanfaatkan jalur perdagangan Perusahaan Hindia Timur Belanda [VOC/Vereenigde Oostindische Compagnie] dan Perusahaan India Timur Inggris [EIC/East India Company].
Rekonstruksi ilmiah dan catatan sejarah menunjukkan bahwa mereka mungkin bersembunyi di kapal-kapal dagang yang mengelilingi dunia, termasuk Asia Tenggara, sebelum kembali ke Eropa.
Gelombang migrasi kedua ini didorong perkembangan teknologi pelayaran dan pemanas ruangan yang memungkinkan kecoak bertahan di iklim lebih dingin. Sekitar 270 tahun lalu, kecoak akhirnya mencapai Eropa, sesuai dengan catatan sejarah pertama keberadaan mereka di sana. Dari Eropa, mereka menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke Amerika, mengikuti jalur perdagangan dan migrasi manusia.
Kehidupan baru di ruangan
Kecoak awalnya adalah penghuni hutan dan ladang. Namun, seiring perkembangan peradaban manusia, mereka menemukan peluang hidup nyaman di rumah kita. Lingkungan yang hangat, lembab, dan penuh sumber makanan menjadi surga yang nyata.
Mereka beradaptasi dengan cepat untuk hidup di ruangan. Tubuh yang pipih memungkinkan mereka bersembunyi di celah-celah sempit. Kemampuan untuk hidup dalam kegelapan membantu mereka menghindari deteksi dan siklus reproduksi yang cepat memastikan populasinya terus berkembang.
Rahasia kecoak sulit dibasmi
Salah satu alasan mengapa kecoak begitu sulit dibasmi adalah kemampuan mereka berevolusi dengan cepat. Mereka dapat mengembangkan resistensi terhadap berbagai jenis insektisida dalam waktu singkat, sehinga membuat metode pengendalian hama konvensional menjadi kurang efektif.
Selain itu, kecoak juga memiliki strategi sosial yang cerdas dalam mencari makan. Mereka menggunakan feromon untuk berkomunikasi dan memberi tahu anggota koloni lain tentang sumber makanan, mirip dengan semut. Strategi ini meningkatkan efisiensi mereka dalam menemukan dan memanfaatkan sumber daya.
Penelitian lebih lanjut tentang kecoak dapat memberikan wawasan tentang evolusi dan adaptasi serangga pada umumnya, yang dapat bermanfaat bagi bidang ekologi, biologi evolusioner, dan pengendalian hama.
Misalnya, pemahaman tentang bagaimana kecoak mengembangkan resistensi terhadap insektisida dapat membantu kita memahami bagaimana serangga lain, seperti nyamuk penyebab penyakit, juga mengembangkan resistensi, sehingga dapat dikembangkan strategi pengendalian yang lebih baik. [Berbagai sumber]
Hasil penelitian ini telah dipublikasikan di journal Proceedings of the National Academy of Sciences.