- Udang muara merupakan jenis yang berbeda dengan udang yang ditemukan di sungai. Udang dengan nama ilmiah Macrobrachium equidens ini masih jarang diteliti.
- Macrobrachium equidens merupakan jenis udang amphidromous, yaitu biota air yang memijah di air payau lalu larvanya berkembang di laut dan bermigrasi kembali ke air tawar hingga menjadi individu dewasa. Setelah itu, udang siap memijah di air payau kembali.
- Berdasarkan observasi langsung peneliti BRIN tahun 2021 di sekitar Pelabuhan Tanjung Api-Api, terlihat bahwa habitat udang muara mulai rusak.
- Ini disebabkan adanya kerusakan hutan mangrove di muara sungai. Rusaknya mangrove, menyebabkan endapan lumpur meninggi yang dampaknya menghambat migrasi larva-larva udang amphidromous ke air tawar.
Anda pernah dengar nama udang muara?
Jenis ini tentunya berbeda dengan udang yang ditemukan di muara sungai. Nama ilmiahnya Macrobrachium equidens dan masih jarang diteliti.
Ciri khasnya adalah kaki kedua lebih besar dibanding empat kaki lain. Rostrum atau tanduknya melengkung ke atas, karapas abdomen/perut segmen kedua menutupi segmen pertama dan ketiga, serta memiliki duri hepatik di bagian pipi.
Jika dibandingkan udang segar, perbedaannya terlihat pada warna kaki jalannya yang bercorak marmer dengan warna kuning dan cokelat gelap. Tidak jauh berbeda dengan warna tempurung kura-kura.
Macrobrachium equidens merupakan jenis udang amphidromous, yaitu biota air yang memijah di air payau lalu larvanya berkembang di laut dan bermigrasi kembali ke air tawar hingga menjadi individu dewasa. Setelah itu, udang siap memijah di air payau kembali.
Uniknya, ada 10 tahap perkembangan larva yang harus dilalui sebelum menuju tahap post larva atau anakan udang [Ngoc-Ho, 1976].
Bantuan arus air laut inilah yang membuat distribusinya tersebar luas di Samudra Hindia dan perairan Indo-Pasifik Barat, serta dapat ditemukan di seluruh pesisir Indonesia. Bahkan, telah diintroduksi ke Ethiopia.
Habitat mangrove Tanjung Api-Api
Nelayan sekitar Pelabuhan Tanjung Api-Api [TAA], Banyuasin, Sumatera Selatan, biasanya mencari udang muara dan udang galah [M. rosenbergii] untuk dikonsumsi. Coraknya yang menarik, membuat udang muara bisa dijadikan sebagai udang hias pada akuarium laut atau bersalinitas tinggi.
Di habitatnya, biasanya ia hidup di perairan muara sungai atau payau bervegetasi mangrove yang memiliki salinitas tinggi. Berdasarkan observasi langsung peneliti BRIN tahun 2021 di sekitar Pelabuhan Tanjung Api-api, terlihat bahwa habitat udang muara mulai rusak.
Ini disebabkan adanya kerusakan hutan mangrove di sekitar muara sungai. Rusaknya mangrove, menyebabkan endapan lumpur meninggi yang dampaknya menghambat migrasi larva-larva udang amphidromous ke air tawar.
Pergerakan larva di muara dan anakan udang dari bagian hulu sungai dapat terganggu oleh aktivitas manusia, seperti pembuatan bendungan dan bentuk pengendalian sungai lainnya [Bauer 2013].
Gangguan antropogenik juga dapat mengakibatkan hilangnya udang, dengan dampak berbeda terhadap komunitas biota sungai, yang tergantung pada ketinggian lokasi [March et al 2002].
Fungsi ekologis udang muara
Fungsi ekologis kelompok udang muara secara umum adalah sebagai makrokonsumen dalam rantai makanan. Bila keberadaannya semakin berkurang, maka perairan muara tropis akan didominasi jenis alga hijau berfilamen [Chlorophyta: Oedogonium dan Rhizoclonium].
Kondisi ini, secara signifikan akan meningkatkan kelompok serangga Chironomid sessile/menempel [Diptera: Chironomidae], sehingga komunitas udang muara sangat berperan dalam menentukan komposisi komunitas bentos [March et al 2002].
Ekosistem muara sungai adalah tempat bertemunya perairan air tawar dan air laut dengan vegetasi mangrove yang bermanfaat untuk feeding ground [tempat mencari makan], spawning ground [tempat memijah], dan nursery ground [tempat berkembang biak] berbagai spesies hewan akuatik.
Penangkapan udang muara menggunakan jaring halus oleh nelayan terus menerus dapat mengganggu fungsi ekologis tersebut dan tentu saja dapat mengancam keberlangsungan kehidupan udang muara di alam.
Berkurang atau hilangnya populasi udang muara akan berdampak pada ketersediaan pakan alami bagi ikan yang biasa memangsa jenis ini, anakan maupun dewasa.
Sebagai gambaran, keberadaan udang muara di perairan kecil Pulau Payung lebih melimpah dibandingkan di aliran belakang sungai Pelabuhan TAA, dengan kondisi mangrove terganggu.
Hal ini harus dijadikan perhatian semua pihak terkait, mengingat beberapa pulau di sekitar Pelabuhan TAA akan dicanangkan menjadi lokasi wisata, termasuk Pulau Payung.
Perlu sosialisasi penangkapan udang muara dengan ukuran tertentu atau dengan tidak menangkap udang yang bertelur, guna mendukung kelestariannya di alam. Ini tentunya, merupakan salah satu upaya perlindungan populasi krustasea terancam punah bernilai ekonomi tinggi [Wowor et al. 2020].
Terkait pembangunan kanal dan tanggul di muara sungai di sekitar Pelabuhan TAA, juga harus memperhatikan proses ekologi perairan payau, agar ekosistem lingkungan keseluruhan tidak terganggu.
* Rena Tri Hernawati, Peneliti Ahli Muda, Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, BRIN.
Referensi:
Bauer, R.T. 2013. Amphidromy in shrimps: a life cycle between rivers and the sea. Lat. Am. J. Aquat. Res. 41(4): 633-650. DOI:10.3856/vol41-issue4-fulltext-2.
March, J.G., C.M. Pringle, M.J. Townsend and A.I. Wilson. 2002. Effects of freshwater shrimp assemblages on benthic communities along an altitudinal gradient of a tropical island stream. Freshwater Biology. 47: 377-390. https://pringlelab.ecology.uga.edu/wp-content/uploads/2013/12/March-et-al.-2002-Freshwater-Biology.pdf.
Ngoc-Ho, N. 1976. The larval development of the prawns Macrobrachium equidens and Macrobrachium sp. (Decapoda: Palaemonidae), reared in the laboratory. J. Zool. Lond. 179: 15-55. DOI: 10.1111/j.1469-7998.1976.tb02262.x.
Wowor, D., R.T. Hernawati, R. Pratiwi, D.L. Rahayu, A. Suman, D.D. Kembaren, E. Widyastuti, D.A. Nugroho, C. Rahmadi, Encilia, P.R. Ferdian, A. Qodri. 2021. Biota Perairan Terancam Punah di Indonesia Prioritas Perlindungan Taksa Krustasea dan Xiphosura. Bandung, ITB Press. ISBN.978-623-297-059-5.