Foto: pcmag.com
Teknologi.id – Starlink menjadi topik hangat karena dianggap memiliki kecepatan jaringan yang lebih baik dan lebih menjanjikan dibandingkan internet kabel.
CEO Elon Musk meresmikan layanan Starlink di Indonesia pada 19 Mei 2024 yang lalu, di Bali.
Beberapa pengguna di Indonesia telah memberikan ulasan mengenai Starlink dan membagikannya di media sosial mereka.
Menurut situs resminya, Starlink menawarkan kecepatan download hingga 220 Mbps dan upload hingga 20 Mbps. Performa ini cukup untuk mendukung berbagai aktivitas pengguna, seperti streaming musik dan video, panggilan suara atau video, dan penjelajahan internet.
Namun, Starlink dianggap kurang cocok untuk gaming karena latensinya terendah hanya mencapai 25 milidetik (ms).
Latensi, yang juga disebut sebagai ping, adalah waktu yang diperlukan bagi data untuk berpindah dari satu titik ke titik lain dan kembali. Dalam jaringan komputer dan internet, latensi diukur dalam milidetik (ms). Semakin rendah latensinya, semakin cepat pergerakan data tersebut. Sebaliknya, latensi yang tinggi akan menyebabkan penundaan dalam pengiriman data.
Dalam dunia gaming, terutama game online yang memerlukan respons cepat seperti first-person shooter (FPS) atau multiplayer online battle arena (MOBA), latensi memiliki peran yang sangat penting.
Latensi tinggi dapat menyebabkan respons tertunda antara input pemain, seperti menekan tombol atau menggerakkan mouse, dengan aksi yang terjadi di layar. Hal ini membuat permainan terasa lambat dan tidak responsif.
Selain itu, latensi tinggi dapat menyebabkan ketidak sinkronan antara apa yang dilihat oleh satu pemain dengan pemain lain, menciptakan pengalaman yang tidak adil.
Fenomena lain yang sering terjadi dengan latensi tinggi adalah lagging, di mana karakter atau objek dalam game bergerak tidak mulus atau tampak seperti “teleportasi” dari satu titik ke titik lainnya. Ini sangat mengganggu dan dapat merusak strategi atau gameplay secara keseluruhan.
Dalam kasus yang lebih parah, latensi tinggi bisa menyebabkan putusnya koneksi ke server game, mengakibatkan pemain kehilangan progres atau harus memulai ulang sesi permainan.
Jadi, apakah latensi 25 ms yang dimiliki oleh Starlink cukup untuk bermain game?
Baca juga: Bikin Heboh, Seperti Ini Cara Kerja Starlink Punya Elon Mask
Dianggap tidak cocok untuk main game
Starlink, layanan internet satelit yang diluncurkan oleh Elon Musk, menawarkan kecepatan unduh dan unggah yang cukup baik. Namun, latensi Starlink cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan koneksi internet kabel serat optik.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti jarak sinyal yang harus ditempuh dari satelit di orbit rendah ke bumi dan proses pengolahan data yang harus melalui beberapa stasiun bumi.
Meskipun satelit Starlink berada di orbit rendah, sinyal tetap harus melakukan perjalanan lebih jauh dibandingkan dengan jaringan kabel yang hanya melintasi permukaan bumi.
Namun, sebagaimana dilansir oleh teknologi.id yang mengutip pcmag.com, apakah Starlink cocok untuk bermain game tergantung pada kemampuan antena parabola untuk mencari dan menghubungkan ke satelit yang melintas di orbit. Terkadang, penundaan saat antena menyesuaikan posisinya bisa mengecewakan pada momen yang tidak tepat.
Jika pengguna tinggal di area dengan akses jaringan kabel atau fiber, disarankan tetap menggunakan koneksi tersebut karena menawarkan kinerja yang andal dan konsisten yang tidak dapat disamai oleh Starlink akibat teknologi dan infrastrukturnya.
Namun, bagi mereka yang tidak memiliki opsi ISP yang bagus atau hanya memiliki DSL atau internet satelit yang kurang memadai, Starlink adalah pilihan yang bagus.
Ini memberikan peningkatan signifikan dalam kecepatan internet untuk berbagai kebutuhan dan menawarkan latensi yang cukup rendah untuk bermain game modern.
Meskipun Starlink bukan solusi sempurna untuk gaming online, ini adalah pilihan yang jauh lebih baik dibandingkan opsi sebelumnya, terutama bagi mereka yang tidak memiliki akses ke solusi internet yang lebih baik.
Baca juga: Benarkah Cuaca Bisa Pengaruhi Naik Turunnya Jaringan Starlink? Ini Penjelasannya
Internet satelit relatif punya latensi tinggi
Fenomena latensi yang lebih tinggi pada internet satelit adalah hal yang cukup wajar.
Ini karena sinyal internet harus menempuh jarak yang lebih jauh ke dan dari satelit dibandingkan dengan kabel fiber optik.
Karena perbedaan jarak ini, data yang dikirim melalui kabel fiber optik akan lebih cepat daripada melalui layanan internet satelit. Akibatnya, latensi internet satelit juga akan lebih tinggi dibandingkan dengan internet kabel.
Oleh karena itu, bagi pengguna yang gemar bermain game online, lebih baik tetap menggunakan internet kabel untuk pengalaman bermain yang maksimal dan nyaman, asalkan area mereka terjangkau oleh kabel fiber optik dari penyedia layanan internet.
Namun, bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil yang belum terjangkau oleh kabel fiber optik, Starlink bisa menjadi alternatif karena menawarkan latensi 25 ms atau lebih. Meskipun tidak sebaik internet kabel, latensi ini cukup memadai untuk bermain game online.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ny)