Bencana Makin Parah Kala Kualitas Lingkungan Buruk

bencana-makin-parah-kala-kualitas-lingkungan-buruk
Bencana Makin Parah Kala Kualitas Lingkungan Buruk
service
Share

Share This Post

or copy the link
  • Bencana banjir dan longsor menghantam berbagai daerah di Indonesia dari Kalimantan, Sumatera, Jawa, Sulawesi, sampai Papua. Sambung menyambut bak tak terputus. Apa penyebabnya dan mengapa terus terjadi dan berulang bahkan makin parah?
  • Fanny Tri Jambore, Manajer Kampanye Isu Tambang dan Energi Eksekutif Nasional Walhi mengatakan, berbagai bencana yang muncul, terutama yang terkait hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor sangat terkait kerentanan karena penurunan kualitas lingkungan.
  • Eko Teguh Paripurno, Dosen Geologi Universitas Pembangunan Nasional Veteran  (UPN) Veteran Yogyakarta mengatakan, banjir, longsor  berulang tetapi belum ada tindakan signifikan untuk mencegah, atau memperkuat  kesiapsiagaan masyarakat.
  • BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk meningkatkan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi banjir dan longsor susulan.

Bencana banjir dan longsor menghantam berbagai daerah di Indonesia dari Kalimantan, Sumatera, Jawa, Sulawesi, sampai Papua. Sambung menyambut bak tak terputus. Apa penyebabnya dan mengapa terus terjadi dan berulang bahkan makin parah?

Dari Mei saja, beberapa kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan, banjir dan longsor hingga belasan orang meninggal dunia. Menyusul, Sumatera Barat, lebih 50 orang meninggal dunia terkena banjir bandang dan longsor yang membawa endapan lahar dingin.

Lalu, sebanyak 40 kampung di lima kecamatan di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur,  banjir parah pada 13 Mei. Layanan listrik di kabupaten paling ujung Kalimantan Timur itu terputus dan jalur darat yang menghubungkan Mahakam Ulu dan Kutai Barat juga terendam banjir.  Lima kecamatan terdampak, yaitu,  Long Apari, Long Pahanggai, Long Bangun, Laham, dan Kecamatan Long Hubung.

Ribuan warga mengungsi, mencari ketinggian.  Satu kabupaten yang berpenduduk 38.498 jiwa yang perbatasan Kalteng dan Serawak ini dilaporkan lumpuh total.

Agus Darmawan, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Mahakam Ulu, mengatakan,  wilayah terdampak paling parah dengan ketinggian air mencapai 2-5 meter di Long Bagun dan Ujoh Bilang, ibukota kabupaten.

Seminggu sebelum 13 Mei 2024, kata Agus, intensitas hujan tinggi hingga limpahan anak Sungai Mahakam dan Sungai Boh deras mengalir.  “Sungai Mahakam tak mampu menampung air,” kata Agus kepada Mongabay melalui sambungan telepon.

Banjir parah di Mahakam Ulu, medio Mei lalu. Foto: dokumen warga

Banjir di Ujoh Bilang, katanya,  sudah berangsur  surut di hari kelima, kini, mengarah ke Kecamatan Long Hubung dan Laham.

Memasuki penghujung Mei, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat juga banjir parah hingga bupati menetapkan status tanggap darurat. Begitu juga  beberapa kabupaten dan kota di Sumatera Selatan pun banjir, termasuk di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat,  jelang akhir Mei ini.

“BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk meningkatkan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi banjir dan longsor susulan,” kata Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB dalam media briefing.

Kabupaten Merauke, Papua Selatan pun banjir. Data BNPB menyebut, empat desa di Kecamatan Kurik terdampak. Desa Sumber Mulya, Desa Telaga Sari, Desa Sumber Rezeki, Desa Wapeko.

Muhari mengatakan,  dari peristiwa itu, 851 keluarga dengan 2.762 jiwa terdampak, 836  rumah  rusak ringan, enam rumah rusak sedang, 485 hektar lahan pertanian terdampak. Permukaan air mencapai 20-80 sentimeter.

Pemerintah Kabupaten Merauke, katanya,  menetapkan empat desa itu dalam status darurat, 13 Mei-25 Mei 2024.

Banjir di Kutai Barat, Kalimantan Timur, medio Mei lalu. Foto: dokumen warga

Kualitas lingkungan buruk

Fanny Tri Jambore, Manajer Kampanye Isu Tambang dan Energi Eksekutif Nasional Walhi mengatakan, risiko bencana akan berbanding lurus dengan ancaman dan kerentanan serta berbanding terbalik dengan kapasitas.

“Jadi,  makin tinggi ancaman dan kerentanan akan makin tinggi pula risikonya, namun makin tinggi kapasitas akan menurunkan risiko bencananya,” katanya, 21 Mei lalu.

Berbagai bencana yang muncul, katanya, terutama yang terkait hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor sangat terkait kerentanan karena penurunan kualitas lingkungan. Begitupun yang sering dianggap ancaman seperti curah hujan juga diperparah faktor antropologis yang mempengaruhinya seperti perubahan iklim.

“Kami menyebut ini sebagai bencana ekologis, kejadian bencana yang karena meningkatnya kerentanan akibat kualitas lingkungan buruk.”

Dia contohkan, kehilangan kawasan penyangga seperti hutan, diperparah ketidakajegan musim sebagai dampak perubahan iklim. Pun kapasitas manusia bisa berkurang karena wilayah kelola mereka hilang yang sebelumnya memungkinkan memberi perlindungan.

Eko Teguh Paripurno, Dosen Geologi Universitas Pembangunan Nasional Veteran  (UPN) Veteran Yogyakarta mengatakan, banjir, longsor  berulang tetapi belum ada tindakan signifikan untuk mencegah, atau memperkuat  kesiapsiagaan masyarakat.

“Jadi bicara banjir,  kalau dibiarkan akan jadi bencana banjir. Ketika kita nggak  melakukan upaya penting, antisipasi bencana itu akan terulang saja.”

Dia bilang, banjir terjadi ketika sungai tak lagi mampu menampung air hujan yang masuk ke daerah aliran sungai.

Banjir juga terjadi di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Foto: BNPB

Pengelolaan DAS buruk, katanya,  memicu air hujan  yang mengalir di permukaan lebih banyak dibanding yang meresap  jadi air tanah.

Dengan begitu, katanya, volume air yang mengalir mengarah ke sungai ini dari hulu ke sungai utama makin banyak hingga banjir terjadi di daerah limpahan itu.

“Yang menjadi masalah adalah ketika daerah limpahan  banjir itu penggunaannya tidak sebagai daerah yang memang dicadangkan untuk itu. Sudah berubah menjadi pemukiman, lahan  produksi dan bentuk-bentuk lain. Jadi, dataran limpah banjir sudah berubah fungsi.” Katanya.

Ketika pemukiman berkembang di daerah limpahan  banjir, katanya, yang dilakukan upaya memperkuat tanggul. Pada kondisi sekarang itu, katanya,  ketika anomali hujan terjadi karena perubahan iklim, sementara kualitas tanggul menurun, jebol terjadi, berujung limpasan dan banjir.

Menurut dia, intensitas curah hujan yang meningkat selain banjir  di daerah-daerah yang berlereng curam akan meresap mengisi porim  menambah beban sehingga terjadi longsor.

“Karena kestabilan lereng  terlampaui.”

Eko menegaskan, kualitas DAS buruk bukan hanya karena berubah fungsi. Juga ketika perubahan itu belum selesai, atau fungsi berubah secara dahsyat, maka pengisi sungai tidak hanya air, juga lumpur, ranting, dan batang pohon. Ketika  terjadi banjir, katanya, banyak ranting, lumpur dan batang pohon sering terbawa arus.

Banjir di Sumatera Barat, misal, aliran air membawa lahar dingin. Seperti di semeru, kelud, dan merapi juga. Bedanya,  , ada tambahan material karena di bagian hulu, kualitas tak terlalu baik ditandai material bawaan yang ikut bersama lahar.

“Banjir di Sumbar sudah diperingatkan jauh hari sebenarnya oleh berwenang, Badan Geologi dan BMKG.”

BMKG, katanya, memperingatkan tentang pembukaan material yang sewaktu-waktu dapat jadi lahar sebagaimana lazim terjadi di semeru, kelud dan merapi.  “Hanya informasi ini belum secara baik direspon semua pihak yang berkepentingan,” katanya.

Sementara banjir di Mahakam Hulu, kata Eko, anomali hujan satu sisi, juga kualitas lingkungan Mahakam yang tidak baik.

Perubahan kualitas DAS, semula bervegetasi cukup hingga air menyerap dalam jumlah besar.

“Ketika hilang, proses air menjadi aliran permukaan cepat hingga mudah terkumpul jadi banjir di hulu.”

**********

Desa Tanjung Burung Tangerang Banjir Parah, Hutan Mangrove Hilang?

0
mutlu
Happy
0
_zg_n
Sad
0
sinirli
Annoyed
0
_a_rm_
Surprised
0
vir_sl_
Infected
Bencana Makin Parah Kala Kualitas Lingkungan Buruk

Tamamen Ücretsiz Olarak Bültenimize Abone Olabilirsin

Yeni haberlerden haberdar olmak için fırsatı kaçırma ve ücretsiz e-posta aboneliğini hemen başlat.

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Login

To enjoy Foxiz.my.id privileges, log in or create an account now, and it's completely free!

Bizi Takip Edin