Foto: Maxar Technologies
Teknologi.id – Kota Rafah yang berbatasan dengan Mesir adalah satu-satunya kota di Gaza yang belum dimasuki oleh Israel. Daerah di bagian selatan Jalur Gaza ini digunakan sebagai tempat pengungsian dari serangan Zionis.
Para pengungsi yang berada di sana tinggal pada ribuan tenda yang membuat daerah tersebut terlihat sangat padat jika dilihat dari satelit.
Dikutip dari Associated Press, populasi Rafah sebelumnya hanya berjumlah sekitar 280 ribu orang. Namun ketika perang terjadi, banyak tempat yang luluh lantah dengan tanah dan masyarakat pun kehilangan tempat tinggal. Hal ini membuat Rafah menjadi tujuan utama para pengungsi. Akibatnya, populasi Rafah meningkat drastis menjadi 1,5 juta orang pada Januari 2024.
Dilihat dari rekaman satelit Planet Labs, pada pertengahan Oktober 2023 Rafah masih terlihat seperti biasa. Namun pada awal tahun 2024, keadaannya sudah sangat berbeda di mana tenda-tenda para pengungsi bermunculan di sekitar Rafah.
Baca Juga: Trending Istilah “All Eyes on Rafah” di Media Sosial, Ini Artinya
Foto: Planet Labs
Foto dari satelit tersebut menunjukkan deretan tenda di sebuah lokasi di daerah Khan Younis dan di lokasi lain dekat Rafah. Gambar sebelum dan sesudah ini menunjukkan bahwa kedua perkemahan tersebut bertambah hari demi hari.
Dikutip dari DetikProperti, kondisi di kota Rafah sudah sangat buruk. Para pengungsi di sana mengatakan bahwa mereka kekurangan makanan, air, dan obat-obatan. Pada awal bulan April beberapa pengungsi Palestina di Rafah berusaha untuk kembali ke Gaza utara tetapi dipaksa kembali oleh militer Israel.
Israel belum mengatakan kapan warga Palestina yang mengungsi dari Gaza utara akan diizinkan kembali. Selain itu, rupaya Israel memiliki niat lain setelah menimbulkan kerusakan hebat dan puluhan ribu korban jiwa di Gaza. Mereka kini menyasar Rafah, tidak peduli pada kecaman dunia internasional.
Baca Berita dan Artikel Lainnya di Google News
(kar)