ERA.id – Puasa sebelum Idul Adha atau yang disebut dengan puasa Arafah menjadi ritual suci yang dinanti-nantikan umat muslim di seluruh dunia.
Puasa Arafah merupakan puasa sunnah pada tanggal 9 Zulhijah, dan menjadi momen refleksi diri dan persiapan spiritual menjelang Idul Adha. Bagi Anda yang tertarik menjalankan, artikel ini akan membahas beberapa panduan yang harus dilakukan.
Puasa Sebelum Idul Adha
Dilansir dari laman Basnaz, puasa Arafah memiliki keutamaan yang luar biasa. Hadits shahih dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menyebutkan bahwa puasa Arafah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.
Bagi Anda yang ingin menjalankan puasa sunnah Arafah, berikut bacaan niatnya:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta ala
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Arafah karena Allah Ta ala.”
Selain dianjurkan menjalankan puasa Arafah, amalan shalih lainnya juga perlu dilakukan selama hari Arafah. Amalan tersebut termasuk memperbanyak dzikir, bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW, dan bersedekah.
Apa Benar Puasa Arafah Dapat Menghapus Dosa selama Dua Tahun?
Sebagaimana sudah dibahas sebelumnya, puasa Arafah diyakini dapat menghapus dosa selama satu tahun lalu dan satu tahun yang akan datang, apakah benar?
Dilansir dari NU Online, menurut Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU) Alhafiz Kurniawan, beberapa ahli hadits mempertanyakan keabsahan riwayat hadits ini karena melibatkan seorang perawi yang dipermasalahkan.
Oleh karena itu, hadits di atas kemudian dianggap tidak dapat dijadikan sandaran atau hujjah syar’iyyah.
Namun, Alhafiz menambahkan bahwa terdapat dalil lain yang mendukung anjuran beramal saleh, khususnya pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Salah satu amal saleh yang dianjurkan adalah melaksanakan puasa sunnah. Salah satu dalil tersebut adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abbas ra dalam Sunan At-Tirmidzi, yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak ada hari yang lebih disukai Allah untuk diisi dengan ibadah sebagaimana kesukaan-Nya pada sepuluh hari ini.”
Kemudian hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari juga menguatkan anjuran beramal saleh pada 10 hari pertama Dzulhijjah. Hadits tersebut menyebutkan:
“Dari Ibnu Abbas dengan kualitas hadits marfu’, ‘Tidak ada hari-hari di mana amal saleh lebih disukai Allah pada hari itu daripada hari-hari ini,’ maksudnya sepuluh hari Dzulhijjah.”
Para sahabat kemudian bertanya, “Bukan pula jihad, ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Tidak pula jihad di jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar membawa diri dan hartanya kemudian ia pulang tanpa membawa apa-apa lagi.”
Puasa Tarwiyah dan Arafah sebelum Idul Adha
Pada bulan Dzulhijjah bukan puasa Arafah yang mendapatkan amalan sunnah istimewa, namun terdapat Puasa Tarwiyah yang dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah, sehari sebelum Puasa Arafah.
Puasa Tarwiyah sendiri dipercaya menjadi awal persiapan jamaah haji untuk wukuf di Arafah. Namun bagi yang tidak berhaji, puasa ini menjadi kesempatan untuk meraih pahala berlimpah.
Menurut hadits dari Abu Hurairah, diriwayatkan bahwa pahala Puasa Tarwiyah setara dengan kesabaran Nabi Ayub atas musibahnya, sedangkan pahala Puasa Arafah setara dengan pahala Nabi Isa.
Kemudian kedua puasa ini juga berfungsi sebagai penghapus dosa. Puasa Tarwiyah diyakini menghapus dosa setahun sebelumnya, sedangkan Puasa Arafah menghapus dosa dua tahun, baik yang telah lalu maupun yang akan datang.
Terakhir terdapat keberkahan dan pahala ketika menjalankan kedua puasa ini dengan diiringi amalan lainnya, seperti doa dan zikir.
Selain puasa sebelum idul adha, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…