Foto: Shutterstock
Teknologi.id – TikTok sedang mengembangkan tiruan dari algoritme rekomendasinya untuk 170 juta pengguna di AS.
Versi ini akan beroperasi secara independen dari perusahaan induknya di Tiongkok dan dirancang agar lebih sesuai dengan keinginan anggota parlemen Amerika yang ingin melarang aplikasi tersebut.
Menurut laporan dari Reuters.com (30/05/2024), rencana pemisahan kode algoritma ini sebenarnya sudah direncanakan sejak 2023.
GSM Arena melaporkan pada Jumat (31/5) bahwa ratusan insinyur TikTok dan ByteDance telah disiapkan untuk memulai pemisahan jutaan baris kode pemrograman.
Proyek ini bertujuan untuk menciptakan basis kode pemrograman yang terpisah dari sistem yang digunakan oleh Douyin, platform kembar TikTok di Tiongkok. Kompleksitas tugas ini diperkirakan memerlukan waktu lebih dari satu tahun untuk diselesaikan.
Setiap baris kode TikTok harus ditinjau untuk memastikan apakah bisa dimasukkan ke dalam basis kode pemrograman AS sesuai dengan persyaratan hukum. Setelah proyek selesai, TikTok AS akan menjalankan dan memelihara algoritma rekomendasinya secara independen, tanpa terhubung dengan aplikasi TikTok di wilayah lain.
Namun, perusahaan menyadari bahwa platform TikTok AS mungkin tidak akan memiliki tingkat kinerja yang sama, karena saat ini masih mengandalkan insinyur ByteDance di Tiongkok untuk memperbarui dan memelihara basis kode guna memaksimalkan keterlibatan pengguna.
Langkah ini mungkin dapat mencegah pelarangan TikTok di AS, menyusul aturan yang disahkan pada akhir April 2024.
Sebagaimana diketahui bahwa di AS, TikTok tengah menghadapi ancaman pelarangan setelah pemerintah menyetujui paket keamanan nasional yang ditandatangani menjadi undang-undang oleh Presiden Joe Biden.
Aturan baru ini memberikan ultimatum kepada perusahaan induk TikTok, ByteDance, untuk menjual bisnis TikTok di AS ke perusahaan lokal dalam sembilan bulan ke depan.
Jika tidak, AS dapat melarang platform (TikTok) untuk beroperasi di negara tersebut.
Baca juga: TikTok Dilarang di AS? Ini Alasan dan Tanggal Penentuannya
TikTok bantah tudingan kembangkan algoritma khusus untuk AS
TikTok membantah laporan Reuters yang menyatakan bahwa mereka sedang mengembangkan tiruan algoritme rekomendasinya khusus untuk 170 juta pengguna di AS.
Reuters melaporkan pada Kamis (30 Mei) bahwa platform media sosial tersebut berupaya menciptakan versi yang beroperasi secara independen dari perusahaan induknya di Tiongkok, ByteDance, dengan tujuan menenangkan anggota parlemen Amerika yang mendesak penjualan operasi TikTok di AS.
Dalam postingan pada Jum’at, (31/05/2024), di X (sebelum: Twitter), @TikTokPolicy, pihak TikTkok mengatakan: “Cerita Reuters yang diterbitkan hari ini menyesatkan dan secara faktual tidak akurat. Seperti yang kami katakan dalam pengajuan pengadilan kami, ‘divestasi yang memenuhi syarat’ yang diminta oleh Undang-undang untuk mengizinkan TikTok terus beroperasi di Amerika Serikat adalah hal yang tidak mungkin dilakukan: tidak secara komersial, tidak secara teknologi, tidak secara hukum. Dan tentu saja tidak dalam jangka waktu 270 hari yang disyaratkan oleh Undang-undang.”
Dalam laporannya, yang mengutip sumber anonim, Reuters menyatakan bahwa meskipun tidak ada rencana untuk divestasi aset TikTok di AS, pengembangan algoritme terpisah dapat menjadi langkah awal untuk itu di masa depan.
Pekerjaan pemisahan kode sumber, yang diperintahkan oleh ByteDance akhir tahun lalu, dilakukan sebelum undang-undang yang mewajibkan penjualan operasi TikTok di AS ditandatangani pada bulan April. Tujuannya adalah untuk menghapus informasi apa pun yang tertaut ke pengguna Tiongkok dan memastikan independensi algoritme dari mitranya di Tiongkok.
Langkah TikTok untuk mengembangkan salinan algoritmenya di AS dipandang sebagai upaya untuk mengatasi kekhawatiran yang diajukan oleh anggota parlemen AS dan Presiden Biden tentang potensi akses data oleh pemerintah Tiongkok, dilansir dari Reuters.
Dengan membuat algoritme terpisah, TikTok bertujuan untuk menunjukkan bahwa operasinya di AS bersifat independen dan mengurangi risiko penyalahgunaan data.
Diketahui bahwa TikTok dan ByteDance telah mengajukan gugatan ke pengadilan federal AS untuk memblokir undang-undang yang memaksa penjualan atau pelarangan aplikasi tersebut.
Perusahaan-perusahaan itu berpendapat bahwa divestasi semacam itu tidak mungkin dilakukan secara komersial, teknologi, atau hukum dalam jangka waktu yang ditentukan. Tantangan hukum ini masih berlangsung hingga kini.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ny)