Yogyakarta (ANTARA) – Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta memastikan hingga saat ini tidak ada hewan kurban baik sapi maupun kambing di wilayah setempat yang terjangkit penyakit menular.
“Sampai hari ini belum ada. Kita berharap tidak ada. Petugas kami juga setiap hari ke luar memeriksa (kesehatan hewan) di semua titik penjualan hewan kurban,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Sukidi di Yogyakarta, Selasa.
Menurut Sukidi, sejumlah penyakit hewan kurban yang perlu diwaspadai adalah penyakit mulut dan kuku (PMK), antraks, serta Lumpy Skin Disease (LSD).
Meski sejumlah penyakit itu hingga kini tidak ditemukan di Kota Yogyakarta, pihaknya tetap menggencarkan sosialisasi terkait hewan kurban yang sehat dan layak, misalnya memiliki tinggi cukup, hingga bentuk badan seimbang dan lincah.
Pengawasan dan pemeriksaan hewan kurban juga dilakukan di tingkat peternak dan pasar-pasar tiban.
Selain itu, kata dia, akan dilakukan pemeriksaan di tempat-tempat penyembelihan hewan kurban di Kota Yogyakarta.
Sukidi mengakui ketersediaan hewan kurban di Kota Yogyakarta minim sehingga hewan yang akan disembelih didatangkan dari daerah lain.
Baca juga: Dosen Fapet UGM ingatkan penyembelih hewan kurban pakai APD
Berdasarkan data Dinas Pertanian Kota Yogyakarta, jumlah ternak sapi di Bener, Tegalrejo tercatat sebanyak 11 ekor dan kambing sekitar 213 ekor.
Kepala Biro Administrasi dan Perekonomian dan Sumber Daya Alam Pemda DIY Yuna Pancawati mengatakan menyambut hari besar keagamaan nasional, Idul Adha kondisi hewan kurban sehat dan tersedia cukup di DIY.
Berdasarkan pemantauan, rata-rata hewan kurban di wilayah ini terutama sapi mencapai Rp22 juta hingga Rp26 juta per ekor.
“Kondisi hewan sehat dan ketersediaan cukup dan harga relatif stabil,” kata Yuna.
Baca juga: Pemprov Jateng pastikan ketersediaan hewan ternak untuk kurban
Baca juga: Hewan kurban di 119 lokasi penampungan di Jakarta dinyatakan sehat
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024