Indonesia Bakal Buat Satelit Low Earth Orbit (LEO) Mirip Starlink, Potensi Saingan?

indonesia-bakal-buat-satelit-low-earth-orbit-(leo)-mirip-starlink,-potensi-saingan?
Indonesia Bakal Buat Satelit Low Earth Orbit (LEO) Mirip Starlink, Potensi Saingan?
service
Share

Share This Post

or copy the link

Indonesia starlink

Foto: Kementrian Kominfo

Teknologi.id – Indonesia sedang merencanakan pengembangan satelit Low Earth Orbit (LEO). Hal ini dibahas pada pertemuan antara Menteri Komunikasi dan Informasi, Budi Arie Setiadi dengan Sekretaris Jenderal International Telecommunication Union, Doreen Bogdan-Martin di Jenewa.

Dikutip dari Siaran Pers laman Kominfo, Menteri Kominfo menekankan bahwa rencana ini dipertimbangkan agar Indonesia tidak hanya menjadi pengguna satelit LEO, tapi juga menjadi pengembang yang kompetitif di level global.

Guna merealisasikan niat tersebut, Menteri Kominfo mendiskusikan kemungkinan kerja sama dengan ITU terkait pengembangan teknologi ini.

Sekjen ITU menyambut hangat pertemuan ini dan menyampaikan bahwa Indonesia dapat memproses pendaftaran penggunaan slot orbit (filing) satelit NGSO untuk orbit equatorial lebih lanjut sesuai dengan prosedur yang ada.

Ia juga terbuka untuk membangun kerja sama diantara kedua belah pihak. Beberapa bentuk kerja sama yang dimungkinkan adalah pengembangan kapasitas (capacity building), pemanfaatan berbagai forum substantif, dan dukungan para ahli.

Baca Juga: Menkominfo Ungkap Lokasi Kantor Fisik Starlink di Indonesia

Mengenal Satelit LEO

Perangkat populer yang saat ini menggunakan satelit LEO adalah Starlink oleh SpaceX milik Elon Musk. Teknologi satelit inilah yang membantu Starlink menghasilkan koneksi cepat di berbagai daerah. Lalu apa pengertian dan kelebihan satelit LEO tersebut?

Satelit LEO sendiri adalah orbit yang berada pada ketinggian 500 hingga 1.200 km dari permukaan bumi. Karena relatif dekat dengan permukaan Bumi, salah satu kelebihan satelit di orbit LEO adalah memiliki waktu transmisi data rendah dan konektivitas lebih cepat.

LEO dapat berbentuk lingkaran atau elips dan dapat bergerak dengan berbagai kecepatan. Satelit LEO tunggal umumnya tidak dapat digunakan untuk telekomunikasi karena posisinya yang terus berubah dan kecepatannya yang tinggi membuat satelit ini sulit untuk dilacak secara akurat dari bumi. Untuk mengatasi hal ini, dibutuhkan beberapa satelit LEO untuk membuat jaringan satelit yang saling terhubung dan bekerja sama untuk menjangkau wilayah yang luas di permukaan Bumi.

Satelit LEO membutuhkan sumber tenaga besar untuk bergerak dengan kecepatan yang lebih tinggi dan melakukan koreksi yang diperlukan pada orbit rendahnya. Seiring waktu, faktor-faktor ini berkontribusi pada penurunan kemampuan LEO, sehingga umur satelit LEO umumnya hanya sekitar 7 hingga 10 tahun.

Baca Berita dan Artikel Lainnya di Google News

(kar)

0
mutlu
Happy
0
_zg_n
Sad
0
sinirli
Annoyed
0
_a_rm_
Surprised
0
vir_sl_
Infected
Indonesia Bakal Buat Satelit Low Earth Orbit (LEO) Mirip Starlink, Potensi Saingan?

Tamamen Ücretsiz Olarak Bültenimize Abone Olabilirsin

Yeni haberlerden haberdar olmak için fırsatı kaçırma ve ücretsiz e-posta aboneliğini hemen başlat.

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Login

To enjoy Foxiz.my.id privileges, log in or create an account now, and it's completely free!

Bizi Takip Edin