Foto: nouvelles-du-monde.com
Teknologi.id – Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa dengan adanya layanan internet dari Elon Musk, yaitu Starlink, masyarakat dapat menikmati akses internet, pendidikan, dan layanan kesehatan yang lebih baik.
Diketahui bahwa Starlink resmi beroperasi di Indonesia sejak 19 Mei 2024, dengan peresmian yang dihadiri langsung oleh Elon Musk di Bali.
Luhut juga mengungkapkan bahwa dengan kehadiran Starlink, menara Base Transceiver Station (BTS) tidak lagi dibutuhkan.
Ia menyampaikan hal tersebut saat menghadiri acara diskusi bertajuk ‘Ngobrol yang Paten-Paten Aja Bareng Menko Marinves’ di Menara Global, Kuningan, Jakarta, pada Selasa (4/6/2023).
“Nggak perlu ada BTS-BTSan orang udah ada Starlink,” tegas Luhut dalam acara tersebut.
Luhut kemudian menguraikan berbagai keunggulan yang ditawarkan oleh Starlink di Indonesia, termasuk biaya telekomunikasi yang lebih rendah dan peningkatan akses pendidikan bagi masyarakat di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Selain itu, dalam bidang kesehatan, masyarakat di wilayah 3T bahkan dapat melakukan konsultasi langsung dengan dokter berpengalaman di Jakarta.
” Di daerah terkecil bisa dapat advice dari dokter yang berpengalaman di Jakarta. Sampai pada titik nanti operasi juga dari jarak jauh bisa,” tambahnya.
Baca juga: Starlink Bakal Sediakan Layanan Internet di HP? Ini Kelebihan dan Kekurangannya
Namun, Luhut mengakui adanya kekhawatiran dari perusahaan telekomunikasi global, nasional, serta perusahaan telekomunikasi milik negara terkait persaingan.
Oleh karena itu, ia menyatakan bahwa pemerintah pada dasarnya menyediakan ruang bagi setiap pihak untuk berkompetisi, sehingga para pelaku usaha dapat saling meningkatkan kapasitas mereka dalam menyediakan layanan terbaik bagi masyarakat.
“Sebenarnya kita mau berikan kesempatan yang sama ke semua orang, saya kira akan memberikan juga servis bagus kepada masyarakat banyak, yang paling untung siapa? Masyarakat, kan? Kalau kau nggak bisa berkompetisi ya salahmu. Tugas pemerintah memberikan services yang sebaik-baiknya kepada masyarakat,” jelasnya.
Luhut juga optimis bahwa keberadaan Starlink yang sudah beroperasi di Indonesia tidak akan menimbulkan kekhawatiran atau ancaman bagi penyelenggara jasa internet yang sudah ada.
“Ada orang suka marah bilang kenapa ini [Starlink] boleh, ya kalau murah kan biarkan saja biar bersaing, kecuali dia lebih mahal, kan tidak,” pungkasnya.
Baca juga: Menkominfo Ungkap Lokasi Kantor Fisik Starlink di Indonesia
BTS dan Starlink punya spesifikasi yang berbeda
Base Transceiver Station (BTS)
BTS adalah komponen utama dalam jaringan seluler tradisional yang memungkinkan komunikasi nirkabel antara perangkat pengguna, seperti ponsel, dan jaringan operator seluler.
BTS berfungsi melalui menara yang dilengkapi dengan antena dan perangkat elektronik lainnya, yang biasanya ditempatkan di lokasi-lokasi tertentu untuk mencakup area geografis yang disebut sel.
Setiap menara BTS hanya melayani area tertentu, dan untuk memperluas jangkauan serta kapasitas jaringan, diperlukan penambahan lebih banyak menara.
Meskipun efektif di daerah perkotaan yang padat, pemasangan BTS menjadi tantangan di daerah terpencil atau sulit dijangkau karena memerlukan investasi besar dan pembangunan infrastruktur yang kompleks.
Starlink
Starlink adalah layanan internet satelit yang dikembangkan oleh SpaceX, yang menyediakan akses internet menggunakan konstelasi satelit yang mengorbit di ketinggian rendah.
Teknologi ini memungkinkan pengguna untuk terhubung ke internet melalui perangkat penerima yang disebut user terminal atau dish, yang dipasang di lokasi pengguna.
Perangkat ini berkomunikasi langsung dengan satelit yang mengorbit di atasnya untuk mengirim dan menerima data, tanpa memerlukan infrastruktur fisik yang rumit seperti menara.
Dengan pendekatan ini, Starlink mampu menjangkau hampir seluruh permukaan Bumi, termasuk daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh infrastruktur tradisional seperti BTS.
Keunggulan utama Starlink adalah kemampuannya menyediakan internet ke daerah-daerah terpencil dan pedesaan yang selama ini sulit atau tidak terjangkau oleh layanan telekomunikasi konvensional.
Pemasangan Starlink relatif cepat dan mudah, hanya membutuhkan perangkat penerima yang bisa dipasang oleh pengguna sendiri. Hal ini berbeda dengan BTS yang memerlukan proses pemasangan menara dan infrastruktur pendukung yang memakan waktu dan biaya besar.
Starlink juga menawarkan kecepatan internet yang tinggi dan latensi rendah berkat orbit rendah satelit-satelitnya, meskipun kecepatan dapat dipengaruhi oleh kondisi atmosfer dan kepadatan pengguna.
Sehingga dapat dikatakan bahwa BTS dan Starlink menyediakan solusi yang berbeda untuk konektivitas internet.
BTS lebih cocok untuk daerah dengan infrastruktur yang sudah ada, seperti perkotaan, sementara Starlink menjadi solusi ideal untuk memperluas akses internet ke daerah terpencil dan kurang terlayani tanpa memerlukan investasi infrastruktur yang besar.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ny)