- Seratusan orang yang terdiri dari nelayan dan masyarakat sekitar pantai berkumpul di pantai Padang untuk melakukan aksi bersih-bersih sampah, Sabtu (08/6/2024).
- Dari aksi bersih-bersih pantai ini terkumpul total sampah sebanyak 3.300,14 kilogram yang terdiri dari sampah plastik 33,28 kg, karet 17,36 kg dan sampah campuran 3,249,5 kg.
- Kepala BPSPL Padang, Fajar Kurniawan mengatakan aksi bersih pantai diharapkan dapat memberikan pesan terkait pentingnya menjaga ekosistem laut dan keberlangsungan hidup biota.
- Kepala DLH Provinsi Sumatera Barat, Tasliatul Fuaddi, menekankan bahwa sampah merupakan permasalahan bersama dari hulu sampai hilir karena penyumbang sampah paling banyak yaitu masyarakat di daerah hulu sehingga perlu kesadaran bersama tekait pengelolaan sampah.
Seratusan orang yang terdiri dari nelayan dan masyarakat sekitar pantai berkumpul di pantai Padang untuk melakukan aksi bersih-bersih sampah, Sabtu (08/6/2024). Kegiatan yang digagas oleh Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang ini dilakukan dalam rangka peringatan Hari Laut Sedunia (World Ocean Day) yang diadakan secara serentak di empat lokasi wilayah yaitu Pantai Purus, Kota Padang; Pantai Buluh, Kota Batam; Kampung Madong, Kota Tanjungpinang dan Pantai Paluh Sibaji, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Di Kota Padang, area pemungutan sampah mulai dari depan Mesjid Almuhajirin sampai belakang Hotel Pangeran. Sampah sebgian besar dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Aie Dingin, sebahagian lagi dikumpulkan oleh Pak Abadi, nelayan setempat sekaligus Direktur Bank Sampah Kelompok Nelayan Cinta Laut.
Dari aksi bersih-bersih pantai ini terkumpul total sampah sebanyak 3.300,14 kilogram yang terdiri dari sampah plastik 33,28 kg, karet 17,36 kg dan sampah campuran 3.249,5 kg.
Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang, Fajar Kurniawan mengatakan aksi bersih pantai diharapkan dapat memberikan pesan terkait pentingnya menjaga ekosistem laut dan keberlangsungan hidup biota.
“Sebagai salah satu implementasi strategi ekonomi biru, aksi nyata terhadap sampah memberikan harapan bahwa Indonesia bebas sampah dapat mungkin terjadi dengan kolaborasi masif antar pemangku kepentingan dan masyarakat,” katanya.
“Kontribusi aksi nyata Nelayan Bulan Cinta Laut dan seluruh pemangku kepentingan merupakan hal yang luar biasa dalam mewujudkan Wilayah Pesisir yang bebas sampah laut dan menjadikan masyarakat sejahtera,” tambahnya.
Baca : Hari Laut Sedunia: Ancaman Kerusakan Laut Semakin Sulit Dihindari
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sumatera Barat, Tasliatul Fuaddi, menekankan bahwa sampah merupakan permasalahan bersama dari hulu sampai hilir karena penyumbang sampah paling banyak yaitu masyarakat di daerah hulu sehingga perlu kesadaran bersama tekait pengelolaan sampah.
“Kita harus bersatu (bersih sampah terpadu) untuk memberikan edukasi bahaya sampah. Masyarakat yang disiplin terkait sampah tentunya memberikan dampak yang besar kepada hasil laut yang didapatkan,” jelasnya.
Kegiatan yang dihadiri oleh Nelayan BCL dan pemerintah setempat di Kota Padang, Kota Batam, Kota Tanjungpinang, Kabupaten Deli serdang sebanyak 349 orang mampu mengumpulkan sampah lebih dari 9 ton.
Bantuan KOMPAK
BPSPL Padang juga menyerahkan bantuan Kelompok Masyarakat Penggerak Konservasi (KOMPAK) kepada Kelompok masyarakat di Kawasan Mandeh Blue Diving, Minggu (9/6). Penyerahan bantuan dilakukan di Kantor Dinas Perikanan dan Pangan Kabupaten Pesisir Selatan, berupa satu set peralatan selam yang berguna dalam mendukung kelompok penerima dalam melakukan upaya pelestarian dan perlindungan ekosistem terumbu karang.
Fajar Kurniawan mengatakan Peringatan Coral Triangle Day diharapkan menjadi momentum untuk memperhatikan habitat terumbu karang lebih baik yang merupakan salah satu ekosistem penting bagi kehidupan laut.
“Salah satunya memiliki peran dan fungsi terhadap keberadaan sumber daya perikanan, sejalan dengan semangat dalam CTD,” sebutnya.
Baca juga : Inilah Lima Produsen Pencemar Sampah Saset Terbanyak di Indonesia
Bantuan KOMPAK diharapkan dapat menstimulasi kelompok untuk semakin pro aktif dan inovatif serta membantu melakukan upaya pengelolaan pesisir dengan lebih baik, terus kembangkan inovasi dan berkolaborasi. Unsur pentahelix kolaborasi harus menjadi salah satu dasar pengembangan kelompok.
Kawasan Mandeh, sebutnya, merupakan kawasan strategis dan secara feature geographic bercirikan gugusan pulau-pulau kecil dengan ekosistem pesisirnya yang lengkap, ada mangrove dan terumbu karang. Ekosistem tersebut penting sebagai penopang kehidupan manusia.
Khusus di Kawasan Mandeh telah banyak memberikan dampak ekonomi melalui penyediaan stok ikan bagi nelayan, penyediaan jasa wisata bahari melalui atraksi spot penyelaman/snorkeling. Selain itu, Ekosistem terumbu karang juga sebagai sumber keanekaragaman genetik dan spesies, biofarmakologi yang penting sebagai eksplorasi bahan kosmetik, bahan dasar industri kelautan. Dan juga sebagai komponen penting terkait isu perubahan iklim dan ketahanan pesisir. (***)
Hari Lingkungan Hidup: Mencegah Krisis Sampah Plastik di Laut