Selular.ID – Selular Media Network (SMN) akan memberikan lebih dari 40 trofi kepada pelaku industri pada Selular Award 2024.
Pelaku industri tersebut terdiri dari bidang telekomunikasi, teknologi hingga financial teknologi.
Penerima trofi Selular Award 2024 adalah mereka yang berkontribusi besar untuk pembangunan di Indonesia khusunya bidang telekomunikasi, teknologi dan fintech.
Selain itu, SMN melalui Selular Data Insight juga akan memberikan penghargaan kepada sejumlah pelaku industri yang begitu masif memanfaatkan media sosial.
Tidak hanya memberikan penghargaan, Selular Award 2024 juga akan menggelar diskusi terkait perkembangan terbaru di dunia telekomunikasi hingga teknologi.
Selular Award 2024 ini akan Selular Media Network (SMN) kembali gelar pada tanggal 24 Juni 2024 di Park Regis Arion Kemang, Jakarta Selatan.
Dalam diskusi nanti ada sejumlah pembicara yang hadir mulai dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) hingga sejumlah pelaku industri.
Para pelaku industri ini mulai dari petinggi perusahaan operator telekomunikasi hingga perusahaan teknologi terkemuka
TONTON JUGA:
CEO sekaligus Editor in Chief Selular Media Network (SMN), Uday Rayana mengatakan tema besar untuk diskusi ini adalah “Perkuat Inovasi dan Kolaborasi di Era Disrupsi dan Kemajuan Teknologi AI”.
“Lanskap industri mengalami pergolakan ketika ekosistem digital terbentuk. Digitalisasi serta pemanfaatan AI menyebabkan penyusunan ulang secara radikal batas industri tradisional,” kata Uday.
“Demi memenuhi ekspektasi pelanggan yang meningkat, perusahaan memperluas jangkauan produk dan layanan tidak seperti sebelumnya. Untuk menang, perusahaan perlu merangkul hubungan baru, salah satunya dengan cara bersinergi/berkolaborasi,” lanjutnya.
Tentang Selular Award
Menengok ke belakang, Selular Award pertama kali Selular (saat itu masih berbentuk majalah) laksanakan pada tahun 2003.
Sejak awal kehadirannya, Selular Award mendapat sambutan yang baik oleh kalangan industri, karena dapat menjadi parameter dan pencapaian kinerja, sekaligus mendorong kompetisi yang sehat.
Seperti halnya Majalah Selular yang merupakan media pertama, Selular Award juga menjadi ajang penghargaan pertama di industri telekomunikasi.
Penyelenggaraan yang teratur tanpa pernah terputus sejak 2003, membuat Selular Award layak menyandang predikat sebagai “The First and The Most Consistent”.
Dengan tetap menjaga konsistensi, tak heran jika ajang ini selalu kalangan industri nantikan.
Baca juga: Raih Empat Penghargaan di Selular Awards 2022, Bos ZTE: Ini Acuan Kami Untuk Terus Berinovasi
Selular Award merupakan wujud apresiasi SMN kepada industri ICT, khususnya operator telekomunikasi, vendor jaringan, vendor handset dan perusahaan teknologi lainnya atas kontribusi mereka kepada masyarakat dengan layanan terbaiknya.
Melalui Selular Award, masyarakat dan dunia usaha dapat menilai brand-brand dan perusahaan yang memiliki prestasi mencorong.
Mereka yang mampu meraih penghargaan di ajang Selular Award mendapat penilaian telah mampu mengatasi tantangan, sekaligus menunjukkan prestasi yang signifikan dari para pesaingnya.
Keberhasilan tersebut dapat mendorong reputasi brand, menumbuhkan loyalitas konsumen, dan meningkatkan penjualan.
Moving To The Next Level
CEO sekaligus Editor in Chief Selular Media Network, Uday Rayana menjelaskan terkait Selular Award yang ke-21 tahun 2024 ini.
Uday mengatakan tema yang SMN usung tahun ini adalah “Moving To The Next Level”.
“Selular Media Network mengapresiasi industri yang terus berupaya mengatasi tantangan saat ini seperti pasca pandemi hingga ancaman krisis global,” ujar Uday, Selasa (19/6/2024).
“Tentunya pelaku industru akan mengaplikasikan pendekatan yang benar-benar multi-stakeholder untuk pengembangan teknologi yang selaras dengan prinsip-prinsip dasar, keterbukaan dan aksesibilitas,” lanjutnya.
Uday menambahkan teknologi dan inovasi digital semakin penting untuk kemajuan pembangunan nasional dan menciptakan pengetahuan yang inklusif.
Teknologi baru seperti kecerdasan buatan, blockchain, dan Internet of Things sangat menjanjikan bagi masyarakat.
Seiring digitalisasi di sana-sini, muncul pula tantangan aksesibilitas yang mengancam dan mengganggu bahkan menghalangi hak asasi manusia yang mendasar.
“Isu seperti pencurian data, pengetatan pengawasan, bias algoritmik, dan automisasi, merupakan contoh risiko baru yang menerobos hak privasi dan non-diskriminasi,” kata Uday.
“Selain itu, kesenjangan dalam hal keterampilan digital dan aksesibilitas, baik di kota maupun di desa, memperkuat ketidaksetaraan sosial, ekonomi, dan
gender yang ada,” tutupnya.
Baca juga: Tertinggal dari Telegram, WhatsApp Baru Godok Multi-Akun di Satu Perangkat