Dipublish Tgl: Wednesday, 19 June 2024
Dalam dunia akuntansi, rabat diartikan sebagai potongan harga, lantas apa bedanya dengan diskon? Kedua istilah ini memang sering disamakan, padahal keduanya merupakan istilah yang berbeda.
Namun keduanya merupakan strategi pemasaran yang efektif, telah menjadi pilihan utama bagi banyak perusahaan dalam menarik minat konsumen dan meningkatkan volume penjualan.
Mari kita bahas lebih dalam perbedaannya, pengertian jenis, hingga cara hitungnya!
Rabat Adalah…
Rabat dalam akuntansi diartikan sebagai potongan harga yang diberikan penjual kepada pembeli secara retroaktif setelah transaksi selesai.
Potongan harga ini umumnya diberikan sebagai bentuk penghargaan atas pemenuhan kriteria tertentu, seperti pembelian dalam jumlah besar, pembayaran tepat waktu, atau pembelian produk tertentu.
Mengutip dari buku Konsep Dasar Akuntansi dan Pelaporan Keuangan: Untuk Sekolah Kejuruan (2008) karya Umi Muawanah, dkk. Potongan ini diperoleh dari pembelian dalam jumlah yang besar, dimana biasanya akan diberikan kepada konsumen yng langsung membeli ke pabrik.
Bisa dikatakan, rabat adalah potongan harga yang hanya diberikan jika melakukan pembelian besar atau biasanya pada perusahaan grosir. Sistemnya sama dengan diskon, yakni memberikan potongan harga berupa potongan harga dari daftar harga resmi yang ditetapkan.
Selain itu, rabat juga tidak akan dicatat dan jurnal baik pembelian ataupun penjualan, sebab potongan yang diberikan digunakan untuk menetapkan harga jual barang dagangan yang sesungguhnya.
Perbedaan Diskon dan Rabat
Berikut beberapa perbedaan diskon dan rabat secara umum:
1. Waktu Pemberian
Perbedaan pertama ada pada waktu pemberian, diskon diberikan sebelum atau saat transaksi pembelian karena sudah direncanakan sebelumnya. Sedangkan rabat diberikan setelah transaksi pembelian. Biasanya pembeli membayar dengan harga penuh terlebih dahulu baru kemudian mendapatkan potongan harga di kemudian hari.
2. Syarat dan Ketentuan
Selanjutnya dari syarat dan ketentuan yang berlaku, diskon biasanya tidak memiliki persyaratan khusus untuk mendapatkannya. Sedangkan rabat harus memenuhi syarat dan ketentuan terlebih dahulu agar bisa mendapatkannya. Contohnya, pembelian jumlah besar dan sejenisnya.
3. Cara Perhitungan
Kemudian dari segi cara hitungnya, diskon dihitung dalam bentuk persentase dari harga jual. Sedangkan rabat dihitung sebagai nilai rupiah tertentu atau persentase dari harga jual.
4. Perlakuan Akuntansi
Perbedaan berikutnya dari perlakuan akuntansi, atau pencatatannya. Diskon dicatat sebagai akun pengurang pendapatan di laporan laba rugi. Sedangkan diskon dicatat sebagai akun beban di laporan laba rugi. Beberapa juga menyatakan jika rabat tidak dicatat dalam jurnal.
5. Tujuan
Terakhir dari segi tujuannya, diskon sering digunakan untuk meningkatkan penjualan jangka pendek, menghabiskan stok lama, atau menarik pelanggan baru dengan menawarkan harga yang lebih rendah.
Sedangkan rabat digunakan sebagai insentif jangka panjang untuk mendorong loyalitas pelanggan, meningkatkan volume penjualan dalam jangka panjang, atau memotivasi pembelian berulang.
Baca Juga: 8 Macam Diskon, Cara Menghitung Diskon dan Contohnya
Jenis-Jenis Rabat
Mengutip dari cnnindonesia.co, rabat dibedakan menjadi 4 jenis, yakni berdasarkan volume, pendapatan, pertumbuhan dan flat.
1. Volume-based (Berdasarkan Volume)
Rabat ini diberikan kepada pembeli yang membeli dalam jumlah tertentu. Semakin banyak jumlah pembelian, semakin besar pula potongan harga yang diberikan. Contohnya, jika pembeli yang membeli produk minimal 1.000 pcs mendapatkan potongan harga 10%.
2. Revenue-based (Berdasarkan Pendapatan)
Kemudian ada rabat yang berbasis pendapatan, potongan harga yang akan diberikan kepada pembeli yang mencapai tingkat pendapatan tertentu. Semakin tinggi pendapatan yang dicapai, semakin besar pula potongan harga yang diberikan.
3. Growth-based (Berdasarkan Pertumbuhan)
Berikutnya berdasarkan pertumbuhan, diberikan kepada pembeli yang menunjukkan pertumbuhan pendapatan tahunan tertentu. Semakin tinggi pertumbuhan pendapatan, semakin besar pulapotongan harga yang diberikan.
4. Flat Rebate
Terakhir adalah flat rebate, diberikan kepada pembeli yang mencapai batas pembelian tertentu. Setelah mencapai batas pembelian tersebut, pembeli mendapatkan potongan harga flat untuk semua pembelian selanjutnya.
Manfaat Rabat pada Bisnis
Apa saja keuntungan yang akan didapatkan pelaku usaha jika memberikan potongan hargakepada pelanggannya? Berikut diantaranya:
- Menarik minat pelanggan baru dan mendorong pelanggan lama untuk membeli lebih banyak produk atau layanan.
- Dapat menunjukkan penghargaan atas kesetiaan mereka dan membangun hubungan yang lebih kuat dengan mereka.
- Dapat meningkatkan margin keuntungan bisnis dalam jangka panjang.
- Digunakan untuk memperkenalkan produk baru ke pasar.
- Digunakan untuk bersaing dengan bisnis lain yang menawarkan produk atau layanan serupa.
- Membantu meningkatkan kesadaran merek bisnis.
- Mendorong pelanggan untuk melakukan pembelian impulsif, yang dapat meningkatkan penjualan dalam jangka pendek.
- dst.
Rumus Rabat dan Cara Menghitungnya
Untuk menghitungnya, Anda bisa menggunakan rumus berikut ini:
Rabat = % potongan harga x Harga Kotor dan Harga Bersih = Harga Kotor – potongan harga
Keterangan:
- Persentase: Persentase potongan harga yang diberikan.
- Harga Kotor: Harga produk atau layanan sebelum potongan.
- Harga Bersih: Harga produk atau layanan setelah potongan.
Contoh Perhitungan Rabat
Berikut beberapa contoh perhitungan rabat:
#Contoh 1: Persentase
Sebuah toko elektronik memberikan diskon 10% untuk semua produk. Harga laptop yang semula Rp 10.000.000 menjadi:
Rabat = 10% x Rp 10.000.000 = Rp 1.000.000
Harga setelah potongan = Rp 10.000.000 – Rp 1.000.000 = Rp 9.000.000
#Contoh 2: Rabat Nilai Rupiah
Distributor memberikan potongan harga Rp 500.000 kepada toko buku yang membeli buku minimal Rp 5.000.000. Jika toko buku membeli buku senilai Rp 6.000.000, maka:
Rabat = Rp 500.000
Harga setelah potongan = Rp 6.000.000 – Rp 500.000 = Rp 5.500.000
Pembukuan Rabat dalam Akuntansi
Pencatatan rabat dalam akuntansi mengacu pada potongan harga yang diterima atau diberikan, yang biasanya dicatat dalam jurnal umum dan tidak langsung dalam jurnal pembelian atau penjualan.
Baca Juga: Panduan Lengkap Jurnal Umum dan Cara Membuatnya
Potongan harga ini dapat mempengaruhi harga beli atau jual barang dan perlu dicatat dengan benar untuk mencerminkan nilai transaksi yang sesungguhnya.
Misalkan sebuah perusahaan, PT Maju Jaya, membeli barang B dari perusahaan pemasok dengan nilai nominal sebesar Rp 50.000.000. Perusahaan pemasok memberikan potongan sebesar 15% karena pembelian dalam jumlah besar. Maka, harga beli sesungguhnya menjadi Rp 42.500.000 setelah dikurangi potongan harga.
Perhitungan Rabat:
Nilai Nominal: Rp 50.000.000
Potongan 15%: Rp 50.000.000 x 15% = Rp 7.500.000
Harga Beli Sesungguhnya: Rp 50.000.000 – Rp 7.500.000 = Rp 42.500.000
Maka pencatatannya dalam jurnal umum adalah:
Penjelasan:
- Pembelian: Dicatat sebesar Rp 42.500.000 setelah memperhitungkan potongan harga 15% dari nilai nominal Rp 50.000.000.
- Utang Dagang: Dicatat sebesar Rp 42.500.000 sebagai kewajiban perusahaan kepada pemasok
Penutup
Melakukan pembukuan keuangan pada bisnis adalah langkah krusial untuk memastikan kesehatan finansial dan kesuksesan jangka panjang. Dengan pembukuan yang teratur dan akurat, Anda dapat memantau aliran kas, mengidentifikasi area penghematan, serta membuat keputusan bisnis yang lebih baik berdasarkan data yang solid.
Yuk bukukan keuangan bisnis Anda dengan menggunakan aplikasi pembukuan keuangan online Beecloud, mudah, akurat dan menguntungkan. Klik banner di bawah ini dan dapatkan penawaran istimewa khusus pengguna pertama !