Eksplorasi Laut Dalam Indonesia: Potensi Besar, Tantangan Besar

eksplorasi-laut-dalam-indonesia:-potensi-besar,-tantangan-besar
Eksplorasi Laut Dalam Indonesia: Potensi Besar, Tantangan Besar
service
Share

Share This Post

or copy the link
  • Selama bertahun-tahun, Indonesia tak bisa mengungkap banyak rahasia yang adi wilayah lautnya, terutama laut dalam. Hanya 19 persen saja, wilayah laut, terutama laut dalam yang sudah berhasil diungkap dan dieksplorasi
  • Kemampuan tersebut sangat terbatas, karena wilayah Indonesia didominasi oleh lautan yang mencapai 75 persen dan terdiri dari 17.001 pulau. Fakta 19 persen menjelaskan bahwa masih banyak wilayah laut dan laut dalam yang harus bisa diungkap dan dieksplorasi
  • Peluang untuk mengungkap lebih banyak rahasia di laut dan laut dalam, terbuka lebar pada 2024 melalui kegiatan Misi Indonesia 2024 yang dilakukan bersama OceanX. Kerja sama itu diyakini akan bisa mendorong lahirnya banyak penelitian tak terbatas dari laut dan laut dalam
  • Pada penjelajahan tahap pertama, berhasil dipetakan dasar laut Indonesia seluas lebih dari 7.500 kilometer persegi (km2), dan melakukan survei ROV dan kamera pertama di lokasi terjadinya tsunami pada 2004

Indonesia memerlukan teknologi dan investasi yang relevan untuk menjelajahi wilayah laut dalam yang sangat luas. Kedua hal tersebut dibutuhkan, karena masih banyak wilayah laut dalam yang belum bisa dijelajahi dan dilakukan eksplorasi.

Cakupan wilayah lautan yang mencapai 75 persen dari total wilayah, cukup menjelaskan bahwa laut mendominasi Indonesia. Ditambah, dengan kepemilikan 17.001 pulau yang tersebar di seluruh provinsi dan mayoritas belum terjelajahi, menegaskan bahwa Indonesia masih menyimpan banyak misteri.

Deputi Bidang Koordinasi Sumber daya Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Mochammad Firman Hidayat menjelaskan bahwa dari total wilayah laut yang ada, sampai sekarang baru 19 persen yang sudah berhasil dipetakan. Itu didominasi oleh wilayah laut dalam.

Menurutnya, agar rahasia di laut dalam bisa semaikin banyak diungkap, diperlukan kerja sama yang kuat dan terbuka dengan banyak pihak yang berkompeten. Itu dilakukan, agar eksplorasi bisa berjalan dengan bantuan teknologi dan investasi.

Kerja sama dilakukan, untuk melaksanakan kegiatan riset yang memiliki banyak komponen pendidikan dan pengembangan kapasitas. Contoh paling mutakhir, adalah kegiatan eksplorasi laut dalam melalui kerja sama dengan OceanX yang menggunakan kapal laut riset tercanggih.

“Indonesia memiliki biogeografi laut yang luas dengan keanekaragaman hayati yang berpotensi menjadi sumber ekonomi dan ilmu geologi yang penting,” ungkapnya belum lama ini di Jakarta.

Baca : Mempelajari Pesona Laut Dalam Indonesia dari Kapal Tercanggih

Kapal OceanXplorer yang digunakan untuk riset “Misi Indonesia 2024” menjelajahi dan eksplorasi laut Indonesia oleh OceanX bekerjasama dengan Kemenko Marves dan kementerian/lembaga Indonesia terkait. Foto : OceanX

Kegiatan eksplorasi laut dalam bersama OceanX dilakukan dengan fokus pada kegiatan riset atau penelitian. Itu berarti, kegiatan tersebut harus bisa menghasilkan karya ilmiah yang bisa dipublikasikan dalam jurnal atau artikel tulisan.

Melalui kegiatan riset yang berjalan, diyakini akan banyak sampel yang harus diselidiki, dianalisis, dan dipelajari bersama-sama antar peneliti. Semua itu dilakukan tak hanya oleh peneliti Indonesia, tetapi berkolaborasi dengan peneliti lain dari berbagai negara.

Semua penelitian tersebut akan bisa menjadi keberhasilan bagi Indonesia, jika bisa dipublikasikan kepada dunia. Oleh karena itu, Firman berharap akan ada ruang konferensi untuk melakukan penelitian ke depan, termasuk memperbaiki kebijakan untuk membuka lebih luas akses dan ruang untuk penelitian.

Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi SDA Kemenko Marves Aniza Suspita menambahkan, kegiatan eksplorasi laut dalam bersama OceanX, adalah bertujuan untuk melaksanakan riset dan edukasi publik tentang pemahaman terhadap laut.

Tujuan terakhir ditetapkan, karena masih banyak yang belum paham bahwa ada banyak hal yang bisa diungkap dari dalam laut. Pengungkapan itu, sangat bermanfaat untuk pemetaan situasi secara global, seperti potensi bencana tsunami yang bisa membahayakan wilayah pesisir dan manusianya.

Dia meyakini, dengan memperluas pengetahuan kelautan, Indonesia dapat melakukan mitigasi bencana alam di masa depan, mengatasi dampak perubahan iklim, dan memastikan kesehatan dan keberlanjutan perairan Indonesia untuk generasi mendatang.

“Penemuan-penemuan ini memperdalam pemahaman kita tentang lingkungan laut untuk terus melindungi dan mengelola sumber daya laut dengan lebih baik,” terangnya.

Saat peluncuran di Batam, Kepulauan Riau pada 8 Mei 2024, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa OceanX menjadi bagian dari komitmen jangka panjang Indonesia untuk bisa mengeksplorasi keanekaragaman hayati laut di wilayah perairan sendiri.

OceanX juga menjadi momen penting untuk eksplorasi perairan di Asia Tenggara. Kegiatan tersebut juga diharapkan bisa meningkatkan pemahaman global tentang salah satu kawasan laut dengan keanekaragaman hayati paling tinggi dan berpotensi di dunia, namun sedang terancam saat ini.

Baca juga : Riset Bersama Ekspedisi OceanX Tunjukkan Karang di Perairan Barat Sumatera Alami Bleaching Berulang

Kapal selam bagian dari Kapal OceanXplorer yang digunakan untuk riset “Misi Indonesia 2024” menjelajahi dan eksplorasi laut Indonesia oleh OceanX bekerjasama dengan Kemenko Marves dan kementerian/lembaga Indonesia terkait. Foto : OceanX

Menggunakan kapal OceanXplorer, tim melaksanakan ekspedisi, penelitian ilmiah, dan produksi media tercanggih di dunia. Sebelum di Indonesia, penelitian serupa juga dilakukan  dengan fokus Asia Tenggara dan dimulai dari Singapura.

Kegiatan ekspedisi berlangsung selama hampir tiga bulan dan diharapkan bisa mendukung kesejahteraan sosial melalui penemuan potensi inovasi dalam produk, serta menjadi solusi untuk bidang-bidang seperti kedokteran atau bio teknologi.

“Paling penting adalah kesempatan untuk mempelajari potensi gempa bumi dan tsunami demi keselamatan manusia,” ungkapnya.

Adapun, penelitian akan mencakup investigasi zona megathrust untuk menyempurnakan model gempa bumi dan tsunami, perikanan di Sumatera Barat untuk meningkatkan pemahaman dan memandu keputusan pengelolaan, eksplorasi potensi keanekaragaman hayati, dan penilaian dampak terhadap manusia.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menjadi bagian dari tim penelitian laut dalam OceanX, menyebut kalau kegiatan yang sudah dilaksanakan sampai tahap kedua itu, berhasil mengumpulkan 500 sampel penelitian. Semuanya dilakukan para peneliti dari dalam dan luar negeri.

Direktur Pengelolaan Armada Kapal Riset BRIN Nugroho Dwi Hananto mengatakan kalau seluruh sampel penelitian itu kemudian diserahkan kepada BRIN untuk ditindaklanjuti lebih jauh. Semua data yang berasal dari hasil penelitian, kemudian akan dipergunakan oleh Pemerintah Indonesia.

Data dan temuan itu akan dipakai untuk mendesain dan penempatan area konservasi laut, pengelolaan perikanan, dan mitigasi bencana alam yang lebih baik tentang gempa bumi dan tsunami di Sumatera. Hasil dari misi penelitian ini juga akan mendukung tujuan dan komitmen Indonesia terhadap Visi Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 2045.

Visi tersebut mengusung penciptaan kawasan konservasi laut di 30 persen wilayah perairan Indonesia, perikanan berbasis kuota, mendukung keselarasan Indonesia dengan Dekade Ilmu Pengetahuan Kelautan atau Ocean decade PBB, dan memahami perbaikan kondisi laut.

“Geosains dan informasi yang diperoleh akan digunakan dalam mitigasi, adaptasi, pemantauan, dan pengawasan iklim,” tambahnya.

Baca juga : Mengungkap Misteri Biodiversitas Laut Dalam di Perairan Jawa Bagian Selatan. Seperti Apa?

Tegasnya, tujuan dari kolaborasi penelitian dilakukan untuk mencapai penelitian dalam kategori geosains kelautan, oseanografi, dan sains atmosfer. Geosains kelautan terkait dengan proses-proses geologi dan geodiversitas di laut.

“Contohnya seperti gunung api bawah laut yang akan menciptakan ekosistem ekstrim di dasar laut, geodiversitas mulai dari yang mikro, makro, hingga molekuler,” ungkapnya.

Berikutnya, tujuan yang berusaha diwujudkan adalah penelitian oseanografi dan sains atmosfer, yaitu untuk melihat sifat kolom bawah air di perairan dan pengaruhnya terhadap sumber daya alam. Langkah tersebut diharapkan bisa ikut menambah pemetaan laut dalam Indonesia yang sebelumnya baru sanggup mencapai 18-19 persen.

Menurut dia, pemetaan menjadi sangat penting untuk dilakukan, karena bisa mengetahui sumber bencana dari patahan-patahan bawah laut yang dapat memicu tsunami di Aceh, atau longsor bawah laut yang mengakibatkan gempa megathrust seperti di Mentawai.

Saat kegiatan riset dilakukan sepanjang Mei 2024, tim peneliti berhasil menemukan sumber longsor bawah laut, gunung api bawah laut. Kemudian, tim juga berhasil menemukan berbagai macam hewan bawah laut yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya.

“Baru kali ini kami dapat mengeskploras hingga kedalaman 4000 sampai 5000 meter dengan bantuan Remotely Operated Vehicle atau ROV milik OceanX ini,” jelasnya.

Temuan Baru

Selain tiga topik penelitian yang disebutkan di atas, penelitian tentang keanekaragaman hayati dan perikanan, dan ekologi mamalia laut juga menjadi tujuan. Semuanya diharapkan bisa mendorong peningkatan kapasitas peneliti Indonesia untuk mempelajari metode penelitian baru dan mengembangkan kolaborasi lintas institusi.

Katanya, hampir semua proses ilmiah yang diakuisisi di lapangan, ternyata dapat dilakukan di dalam negeri, dengan kemampuan dalam negeri. Kemampuan itu semakin bertambah, karena ada kolaborasi dengan peneliti asing yang diyakini bisa menambah wawasan dan khasanah periset Indonesia.

Nugroho mengatakan, berkat kolaborasi di atas kapal, para peneliti Indonesia bisa melihat penemuan-penemuan menarik mulai dari karang laut dalam dan pegunungan bawah laut, hingga pemetaan megathrust yang mendetail yang meningkatkan pemahaman kita tentang lingkungan laut.

Karang mati Acropora tabulate menjadi substrat karang baru, namun karang yang masih berukuran kecil itu tidak akan selamat karena sedang mengalami bleaching (Lokasi: SW Tanahbala Islands Dok: Ofri Johan, Expedisi OceanX Leg 2, 2024.

Pada penjelajahan tahap pertama, OceanXplorer berhasil memetakan dasar laut Indonesia seluas lebih dari 7.500 kilometer persegi (km2), memfasilitasi penyelaman submersible pertama yang dilakukan oleh ilmuwan Indonesia, melakukan survei ROV dan kamera pertama di lokasi terjadinya tsunami pada 2004, mengamati karang laut dalam, serta menemukan rembesan hidrotermal dan termogenik di dasar laut.

Kemudian, pada tahap kedua misi melanjutkan penelitian pada bidang oseanografi dan geofisika, sekaligus menambah fokus penting pada keanekaragaman hayati laut. Fokus khusus pada tahap ini juga meliputi sektor pengelolaan perikanan di Sumatera Barat, karakterisasi spesies ikan, megafauna, dan ekosistem terumbu karang.

Selama survei udara megafauna, OceanX menemukan ratusan lumba-lumba, paus omura, ikan pari manta samudera, dan tempat hiu karang bermukim di wilayah perairan yang dilalui. Namun, observasi pada tahap ini juga menunjukkan adanya degradasi habitat dan indikasi mekanisme penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan terlihat dari sedikitnya jumlah spesies ikan piscivora komersial seperti kakap dan kerapu.

Tantangan Penelitian

Adapun, tema sentral ekspedisi OceanX adalah penelitian terkait keanekaragaman hayati, iklim dan paleoklimatologi, mikroplastik dan kualitas air, serta pemetaan fitur geologi seperti zona megathrust yang memiliki implikasi signifikan terhadap risiko dan mitigasi gempa bumi dan tsunami di masa depan.

Misi Indonesia 2024 yang dilakukan di atas kapal OceanXplorer akan berlangsung selama lima tahap yang dimulai 8 Mei di Batam dan akan berlanjut hingga 25 Agustus 2024 dengan mengakhiri kegiatan di Bitung (Sulawesi Utara).

Di lain sisi, perlunya dilakukan penelitian menggunakan teknologi dan investasi, karena Indonesia dinilai masih menghadapi tantangan besar dalam memetakan wilayah perairannya. Terbukti, sampai sekarang baru 19 persen wilayah laut yang sudah bisa dipetakan.

Menurut Plt Asisten Deputi Pengembangan Perikanan Budi daya Kemenko Marves Cahyadi Rasyid, kondisi tersebut menjadi tantangan yang tidak mudah untuk dilalui. Sebabnya, banyak wilayah perairan di Indonesia memiliki kedalaman yang bisa mencapai berkilo-kilometer.

“Sebagai negara berkembang, Indonesia menghadapi keterbatasan dana dan teknologi untuk menjelajahi laut dalam,” terangnya.

Kekurangan tersebut harus dicarikan solusi, agar Indonesia bisa tetap melakukan eksplorasi laut dalam dengan baik. Salah satu upaya itu, adalah melalui kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan OceanX dan diharapkan bisa membawa manfaat banyak.

Dia menilai, tahun ini menjadi kesempatan yang sangat besar bagi Indonesia, karena kegiatan eksplorasi akan bisa membuka peluang untuk pengumpulan data yang lebih mendalam dan relevan untuk riset dan pengembangan kelautan nasional, serta eksplorasi keragaman hayati di laut dalam Indonesia.

Diketahui, rangkaian kegiatan Misi Indonesia 2024 itu berlangsung pada 8 Mei hingga 25 Agustus 2024 menggunakan kapal OceanXplorer milik OceanX. Kapal penelitian dilengkapi dengan dengan media peralatan riset dan media yang sangat canggih.

Ada tiga tahapan pelayaran yang dilalui para peneliti, dengan memulainya eksplorasi dari pulau Sambu-Banda Aceh. Kemudian, tahapan kedua dilalui dengan rute Banda Aceh (Aceh) – Padang (Sumatera Barat) dan saat ini dinyatakan sudah selesai.

Selanjutnya, tahapan ketiga dilakukan dengan melintasi rute pelayaran dari Padang – Jakarta (DKI Jakarta). Selama tahapan ini, para peneliti meneruskan fokus penelitian oseanografi dan geofisika, dengan sejumlah bidang.

Selain keanekaragaman hayati, ada juga iklim, paleo-klimatologi, mikroplastik, kualitas air, dan karakteristik geologi seperti zona Sunda Megathrust, yang memiliki implikasi yang signifikan terhadap mitigasi bencana alam di masa mendatang.

Metode Penelitian

Co-CEO dan Chief Science Officer OceanX Vincent Pieribone menjelaskan, metode yang dilakukan menggunakan kombinasi kendaraan yang dioperasikan jarak jauh (remote operated vehicle/ROV) penyelaman kapal submersible untuk survei laut dalam, dengan sistem Baited-Remote Underwater Video (BRUV) untuk survei laut dangkal.

Selain itu, metode juga dilakukan dengan menggunakan helikopter untuk survei udara. Semua metode itu sukses mendokumentasikan berbagai macam biota laut, termasuk fauna yang gemar bermigrasi di daerah tersebut.

Kemudian, perangkat molekuler seperti DNA lingkungan (eDNA) juga digunakan untuk memberikan gambaran yang lebih menyeluruh tentang keanekaragaman spesies. Terutama, jenis yang sulit diamati melalui survei tradisional dan visual, serta pengurutan tambahan yang menargetkan populasi mikroba.

Temuan awal tersebut berhasil mengungkap jumlah keanekaragaman hayati yang lebih rendah dari perkiraan sebelumnya dan kurangnya keberadaan spesies ikan komersial berukuran besar di daerah yang diteliti. Fakta tersebut membuka cakrawala baru dan sangat penting untuk manajemen penangkapan ikan di masa depan serta perencanaan kawasan konservasi perairan.

“Kami sangat senang menyaksikan kolaborasi yang luar biasa antara peneliti berbakat Indonesia dan peneliti internasional dalam misi ini. Upaya mereka telah menghasilkan pencapaian signifikan yang kami ingin bagikan,” ungkapnya.

Baginya, temuan-temuan dari eksplorasi OceanX diharapkan bisa meningkatkan pemahaman Indonesia mengenai lingkungan laut, mendukung pengelolaan perikanan berkelanjutan, strategi konservasi yang efektif, dan upaya mitigasi bencana yang proaktif.

“Kami menyadari bahwa pemahaman mendalam tentang laut sangat penting untuk memitigasi perubahan iklim dan memastikan kesehatan dan keberlanjutan lautan dunia,” tambahnya.

Pada kesempatan terpisah, Peneliti IDSSE-CAS, W.J.Zhang, menyebut penelitian di Indonesia yang dilakukan bersama BRIN untuk mengeksplorasi wilayah terdalam di palung jawa, dan memelajari proses geologi, lingkungan dan ekosistem hadal, hingga batas garis di bumi di lautan yang memilki kedalaman lebih dari 6000 meter tersebut. Zhang menyebut banyak ekosistem unik yang ditemukan selama penelitian.

Senior Vice President dan Executive Chair Konservasi Indonesia (KI), Meizani Irmadhiany, mengatakan kolaborasi antara Kemenko Marves, BRIN, dengan OceanX dan juga KI salah satunya bertujuan untuk mendukung terbentuknya kawasan perlindungan laut yang berkelanjutan dan mendorong pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab.

Beberapa fokus utama penelitian KI dalam joint mission ini adalah mendukung pengelolaan perikanan yang berkelanjutan, pengelolaan kawasan konservasi laut untuk produksi perikanan, dan juga memastikan kawasan konservasi laut bagi konservasi spesies terancam punah, terancam, dan dilindungi, serta spesies migrasi.

Dalam penelitian bawah laut bersama OceanX, KI melakukan survey udara untuk mengidentifikasi distribusi megafauna dan Alat Pengumpul Ikan (Fish Aggregating Device atau FAD), pengamatan kelimpahan dan keragaman ikan predator di perairan dangkal dan dalam dengan BRUV, Sensus Visual Bawah Air (UVC) untuk memetakan habitat, pengumpulan sampel larva ikan dan plankton dengan jaring bongo, serta analisis eDNA dari sampel air dan sedimen untuk menggambarkan keanekaragaman hayati laut di WPP 572.

Selain langsung di kapal Ocean-X, pada periode yang sama, KI juga melakukan survey darat di tempat pendaratan ikan, pelabuhan perikanan, dan desa nelayan untuk mengumpulkan sampel ikan TTC (tuna, tongkol, cakalang) dan ETP (endangered, threathened, and protected) spesies.

Ekspedisi Laut Dalam Selatan Jawa, Peneliti Temukan Berbagai Spesies Tak Biasa

0
mutlu
Happy
0
_zg_n
Sad
0
sinirli
Annoyed
0
_a_rm_
Surprised
0
vir_sl_
Infected
Eksplorasi Laut Dalam Indonesia: Potensi Besar, Tantangan Besar

Tamamen Ücretsiz Olarak Bültenimize Abone Olabilirsin

Yeni haberlerden haberdar olmak için fırsatı kaçırma ve ücretsiz e-posta aboneliğini hemen başlat.

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Login

To enjoy Foxiz.my.id privileges, log in or create an account now, and it's completely free!

Bizi Takip Edin