- Ikan toman [Channa micropeltes] merupakan ikan asli Indonesia yang hanya bisa ditemukan di suatu tempat tertentu, dikarenakan pengaruh biologisnya.
- Jenis ini mulai banyak ditemukan di Sungai Linggang, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung, setelah banjir besar melanda Belitung Timur tahun 2017. Sungai Linggang merupakan sungai purba di Pulau Belitung, yaitu gabungan tiga sungai: Sungai Selite, Sungai Penyegel, dan Sungai Nyuruk.
- Ketika ikan toman berkembang biak, akan menjadi masalah bagi ikan lain bila awalnya tidak ada, karena akan memakan ikan di sungai/perairan tersebut. Namun, kalau sejak awal sudah ada maka tidak jadi persoalan karena sudah hidup di habitatnya.
- Ikan toman memiliki ciri kepala seperti kepala ular, dengan mulut besar. Panjang badannya bisa mencapai 1,5 meter. Dalam Bahasa Inggris sebutannya Red snakehead, mengacu warna badannya ketika masih muda [kemerahan] dan bentuk kepalanya.
Ikan toman [Channa micropeltes] merupakan ikan asli Indonesia yang hanya bisa ditemukan di suatu tempat tertentu, dikarenakan pengaruh biologisnya.
Jenis ini mulai banyak ditemukan di Sungai Linggang, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung, setelah banjir besar melanda Belitung Timur tahun 2017. Sungai Linggang merupakan sungai purba di Pulau Belitung, yaitu gabungan tiga sungai: Sungai Selite, Sungai Penyegel, dan Sungai Nyuruk.
Adi Solihin, nelayan ikan sungai asal Desa Lintang, Kecamatan Simpang Renggiang, Belitung Timur, mengatakan tidak jarang mendengar suara ikan bergerombol di tengah akar rasau [pohon pandan] untuk berlindung dari serangan ikan toman, sang predator.
“Dulu, yang menjadi puncak predator adalah ikan Channa Maru [Channa marulioides], tapi tidak serakus itu,” kata Solihin, Kamis [11/7/2024].
Selain Channa marulioides, yang dijuluki ikan gabus predator, menurut Solihin, ada juga buaya. Namun, bekas gigitan buaya dan toman berbeda.
“Ikan yang digigit toman putusnya sempurna, karena struktur giginya kecil, tajam, dan rapi.”
Baca: Kisah Komunitas Lanun, Penjaga Sungai Purba di Pulau Belitung
Wanda Kusumah, Pegiat Ikan Belitong [PIB], mengatakan bahwa populasi toman di Sungai Linggang mulai banyak pada 2023, tersebar di berbagai titik.
“Bahkan sekarang, sudah sampai di hulu Sungai Linggang di Desa Nyuruk,“ jelasnya, Kamis [27/6/2024].
Para penghobi mulai memancingnya di sungai ini. Toman yang pernah didapat seberat 5 kg dengan panjang 60-70 cm.
Sebelum kedatangan Channa micropeltes, di Sungai Linggang sudah ada enam ikan bergenus Channa, masing-masing memiliki nama lokal yaitu: Channa striata [Mengkawak/Gabus], Channa lucius [Tupok], Channa bankanensis [Mengar/Derak], Channa limbata [Temparuk], Channa melasoma [Bedakak], dan Channa marulioides [Ampong].
“Untuk Channa micropeltes belum ada nama lokalnya,” jelasnya.
Baca: Ikan Buntal yang Menjelaskan Sungai Purba di Pulau Belitung
Menurut Wanda, toman berkembang pesat di Belitung, bisa bertelur tiga kali setahun yang dalam setiap siklus jumlah telurnya bisa mencapai ratusan butir. Toman kecil dan besar, sama-sama mengancam ekosistem perikanan air tawar di Belitung.
Toman kecil yang ukurannya sejengkal tangan orang dewasa dan masih ikut induknya, sudah bisa memburu serta memakan ikan kecil lokal Belitung.
“Bahkan, jenis lokal seperti ikan kaca [Gymnochanda verae] otomatis ikut terancam di Sungai Linggang,” kata Wanda.
Ikan kaca (Gymnochanda verae) merupakan ikan endemik Pulau Belitung. Statusnya menurut IUCN Red List adalah Genting [Endangered]. Badannya kecil dan tubuhnya transparan, bening seperti kaca. Ikan ini biasa dijadikan ikan hias.
Baca juga: Ikan Endemik Indonesia, Riwayatmu di Ambang Kepunahan
Ikan toman jenis asli Indonesia
Veryl Hasan, Dosen Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga [Unair], Surabaya, mengatakan bahwa toman banyak tersebar di Asia Tenggara. Namun, toman merupakan ikan asli Indonesia, tetapi konteksnya per lokasi. Bisa jadi, di Pulau Bangka tidak ada tetapi di Pulau Belitung ada.
“Ketika ia berkembang biak, akan menjadi masalah bagi ikan lain, bila awalnya tidak ada. Namun, kalau sejak awal sudah ada maka tidak jadi masalah karena sudah habitatnya di situ,” terangnya, Jumat [28/6/2024].
Bila toman masuk dan berkembang di suatu daerah/sungai yang sebelumnya tidak ada, maka cara satu-satunya untuk mengontrol populasinya adalah dengan memburunya demi menjaga ekosistem sungai. Ekosistem sungai, rantai makanan di sungai, tidak bisa kembali lagi seperti semula.
“Ikan yang besar juga dimakan toman,“ jelas Veryl.
Ikan toman berubah warna
Ikan toman memiliki ciri kepala seperti kepala ular, dengan mulut besar. Panjang badannya bisa mencapai 1,5 meter. Dalam Bahasa Inggris sebutannya Giant Snakehead, mengacu warna badannya ketika masih muda [kemerahan] dan bentuk kepalanya.
Ketika sudah dewasa, warna kemerahan di sepanjang tubuhnya memudar, menjadi ungu, kuning, hijau, dan biru. Namun, ada yang tetap merah. Bagian perutnya berwarna putih, hal ini yang membedakan toman dengan spesies lain dari keluarga Channa.
“Di Belitung itu cenderung agak keunguan, gelap keunguan,” kata Wanda.
Kalau Toman yang hijau, kata Wanda, para pemancing di Belitung menjulukinya Goblin.
“Hanya saja, sulit didapatkan di Belitung.”
Veryl menambahkan, perubahan warna pada toman merupakan hal lumrah, bukan sesuatu yang istimewa.
“Fase warna bisa berubah seiring bertambah dewasa ikan. Tidak hanya toman, banyak ikan lain, hanya saja toman yang mencolok,” ujar lelaki yang pernah meneliti di Sungai Linggang.