SELULAR.ID – CEO Indodax, Oscar Darmawan menyebutkan celah masuk hacker asal Korea Utara bisa masuk ke dalam platform mereka.
Oscar menyebut jika Indodax selama ini sistem dan seluruh karyawannya tidak menggunakan windows supaya tidak mudah terkena malware.
Namun, sebelum kejadian, ada salah satu karyawan Indodax yang bekerja di bagian back end, mengambil kerja sampingan dan mengunduh sesuatu yang sudah tertanam malware.
“Jadi ini seperti sudah ditargetkan dan hacker-nya memang sudah berusaha mencari celahnya,” ungkap Oscar dalam keterangannya yang Selular lansir, Minggu (22/9/2024).
Setelah mampu membobol sistem, hacker tersebut mampu meraup sekitar Rp341 miliar dan langsung Indodax ganti setelah pemulihan sistem.
“Yang saya khawatirkan bukan asetnya, tetapi bagaimana hacker ini bisa tembus. Tetapi, akhirnya sudah ketahuan, karena jika tidak ketahuan bisa jadi akan berulang lagi nanti,” ujarnya.
“Kami bersyukur dalam waktu 80 jam, semuanya ketahuan hingga akhirnya mampu menutup celah itu dan membuat kami siap untuk kedepannya,” sambungnya.
Baca juga: Kerugian Indodax Capai Ratusan Miliar, Peringatan Bagi Pedagang Kripto
Seperti Selular beritakan sebelumnya, Indodax mengakui pada 11 September 2024 telah terjadi peretasan oleh hacker yang diindikasi berlokasi di Korea Utara.
Sejak saat itu sistem tidak dapat diakses selama 80 jam dan Indodax melakukan investigasi forensik dengan melibatkan pihak eksternal cyber security investigator.
Tepat 14 September 2024 secara bertahap sistem telah dapat diakses oleh publik, dengan catatan perusahaan bahwa transaksi telah kembali normal.
Catatan selama tiga hari pasca sistem kembali live, volume perdagangan tercatat Rp547 miliar.
Baca juga: Bos Indodax Ungkap Penyebab Layanan Tidak Bisa Diakses, Sebut Korea Utara
Dengan kasus ini Indodax klaim sistem keamanannya menjadi lebih kuat, lebih aman dari sebelumnya berkat langkah mitigasi komprehensif.
Anggota tetap diminta menjaga keamanan akun mereka dengan mengaktifkan verifikasi dua langkah (2FA), menjaga kerahasiaan informasi pribadi, dan mengganti kata sandi secara berkala.
Usai masa pemeliharaan sistem selesai, platform kripto dengan fitur proof of reserve ini, berkoordinasi dengan berbagai lembaga negara terkait, Bappebti, OJK, BSSN serta Cyber Mabes Bareskrim Polri.
“Indodax kini telah memulihkan penuh operasionalnya dengan standar keamanan yang lebih tinggi, memastikan pengalaman trading yang aman dan nyaman bagi seluruh pengguna,” terang Oscar.
Berdasarkan catatan cadangan aset Indodax total Rp11,5 triliun, terdiri dari 4.806,34 Bitcoin, 36.915,47 Ethereum, dan aset lain senilai Rp5,9 triliun.
Selama periode down diketahui terdapat beberapa pertanyaan dari trader anggota Indodax, kapan pemeliharaan bisa selesai.
Namun perusahaan memastikan tidak ada tanda kepanikan.
Baca juga: Bos Indodax Tegas Kuatkan Industri Kripto Indonesia
“Indodax tetap stabil, baik dari segi operasional maupun likuiditas,” papar dia.
“Tidak ada penarikan dana besar-besaran,” sambungnya.
Oscar menegaskan bahwa insiden keamanan atau upaya peretasan biasa terjadi di platform perdagangan kripto di seluruh dunia.
Namun perusahaan menyatakan pemulihan yang dilakukannya terbilang cepat.
Simak informasi menarik lainnya dari Selular.id di Google News