Bayangkan sebuah kota di mana setiap orang, tanpa memandang usia atau kemampuan fisik, dapat berpindah dengan mudah dan nyaman. Di tengah hiruk-pikuk Jakarta, impian ini menjadi lebih dari sekadar wacana pada Jumat, 27 September 2024. Diskusi bertajuk Connect! #3: Riset dan Teknologi untuk Mobilitas Perkotaan yang Inklusif mengumpulkan berbagai pihak, mulai dari akademisi hingga pelaku industri, untuk merancang solusi nyata.
Bertempat di Artotel Gelora Senayan, acara ini berfokus menghadirkan ide kolaborasi transportasi yang ramah bagi semua, terutama kelompok rentan seperti penyandang disabilitas dan lansia. Berawal dari diskusi di Connect #3 ini, kita berharap kolaborasi lintas sektor dapat terus terbangun untuk menguatkan transportasi yang inklusif.
Diskusi Publik Connect #3 merupakan hasil kerja sama antara The Conversation Indonesia, Knowledge Partnership Platform Australia-Indonesia (KONEKSI), dan para alumni short course Australia Awards Indonesia. Sebagai media yang berbasis sains dan bukti, The Conversation Indonesia mendukung penuh inisiatif ini, tidak hanya dengan menyebarkan informasi tetapi juga memastikan diskusi yang terjadi benar-benar relevan dan berdampak.
Kami mengundang sejumlah narasumber untuk berbagi pengetahuan dan pengalamannya di diskusi ini, yaitu Adita Irawati, Juru Bicara Kementerian Perhubungan Republik Indonesia sebagai pembicara utama (keynote speaker), Dwi Phalita dari Pusat Riset Teknologi Transportasi, BRIN, Irvan Hidayat, Peneliti Senior, Gojek Indonesia, serta Kelsey Chapman, Rekan Peneliti di Unit Penelitian Disabilitas dan Rehabilitasi, Griffith University. Untuk memperoleh perspektif lebih lengkap, diskusi ini juga ditanggapi oleh Mulyadi Sinung Harjono, Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Industri, BRIN; Trijatmi Erawati, Kepala Divisi Pelayanan Pelanggan, Transjakarta; dan David Tjahjana, Accessibility Advisor, GAUN (Gerakan Aksesibilitas Umum Nasional).
Diskusi dibuka dengan pemaparan dari BRIN mengenai sistem penunjuk jalan inklusif di Jakarta. Ini adalah salah satu contoh nyata bagaimana riset dapat menjawab tantangan sehari-hari yang dihadapi oleh masyarakat urban. Presentasi dari BRIN disambung oleh perwakilan Gojek, yang menyoroti bagaimana teknologi dapat membantu menciptakan pengalaman transportasi yang lebih mudah diakses. Di sisi lain, Griffith University memberikan perspektif global tentang bagaimana riset dapat membentuk kebijakan transportasi yang lebih inklusif.
Selama acara berlangsung, peserta diajak berpartisipasi secara interaktif, berbagi tantangan, dan bersama-sama merancang solusi. Diskusi ini tidak hanya memperkuat pemahaman antar sektor, tetapi juga membuka peluang kolaborasi konkret yang dapat diimplementasikan di masa depan.
Connect! #3 juga menegaskan bahwa mobilitas inklusif adalah isu yang tidak bisa lagi diabaikan. Dengan desain transportasi yang ramah bagi semua, masyarakat memiliki akses lebih luas untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya. Upaya seperti ini bukan hanya tentang efisiensi transportasi, melainkan tentang keadilan dan kesempatan yang setara bagi semua.
Melalui diskusi ini, The Conversation Indonesia bersama mitra-mitranya telah membuktikan bahwa kolaborasi lintas sektor mampu menciptakan diskusi yang produktif dan berdampak. Acara ini tidak hanya menghasilkan ide-ide baru, tetapi juga menjadi langkah nyata menuju masa depan transportasi perkotaan yang lebih setara. Mobilitas inklusif bukan lagi sekadar gagasan, melainkan prioritas yang sedang dikerjakan bersama.