5 Fakta Tanaman Gambir yang Terancam Tambang

5-fakta-tanaman-gambir-yang-terancam-tambang
5 Fakta Tanaman Gambir yang Terancam Tambang
service
Share

Share This Post

or copy the link

Tahukah kamu asal usul nama Stasiun Gambir? Penamaan Gambir ternyata berasal dari kondisi wilayah stasiun pada 1930-an yang dikelilingi tanaman gambir. Tanaman yang memiliki nama latin Uncaria gambir roxb ini menjadi salah satu rempah kaya manfaat dan bernilai tinggi. 

Di Indonesia, gambir biasa digunakan untuk mengunyah sirih, obat tradisional hingga bahan dasar pembuatan skincare untuk mencegah penuaan dini. Bahkan, tanaman gambir menjadi komoditas unggulan di beberapa wilayah Sumatera dan menjadi sumber ekonomi petani. Salah satunya, petani di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.  

Pada Desember 2018, banjir bandang merusak ladang dan komoditas tani hancur tapi tidak pada tanaman gambir. Bencana ini diduga imbas dari aktivitas pembukaan lahan untuk pertambangan seng PT Dairi Prima Mineral. Tak hanya banjir, pertambangan ini mengancam warga dan lahan pertanian karena kebocoran limbah hingga pencemaran lingkungan.

Marlince Sinambela sedang memetik daun gambir. Foto: Irfan Maulana/Monhgabay Indonesia

Baca juga: Warga Dairi Menanam Gambir untuk Melawan Tambang Seng

Padahal saat bencana datang, tanaman gambir ini penyelamat warga Desa Bongkaras, Kabupaten Dairi. Harga jualnya pun tinggi untuk menyambung kehidupan. Hingga kini, warga Dairi pun terus menolak PT DPM dengan bertani serta menanam durian dan gambir. 

Mereka mengolah tanaman gambir menjadi teh dan produk obat yang kemudian dijual melalui e-commerce. Ada pula bola-bola gambir kering yang dijual ke pasar. Apa saja manfaat dari tanaman gambir? Berikut adalah fakta-faktanya.

1. Penghasil antioksidan tinggi

Studi menunjukkan gambir terbukti memiliki sifat antioksidan dan anti inflamasi. Di dalam tanaman gambir terkandung senyawa polifenol yang menjadi turunan antioksidan alami. Kandungan antioksidan yang ada pada gambir mampu menangkal kerusakan tubuh yang dihasilkan dari paparan radikal bebas. 

Selain antioksidan, gambir juga mengandung bioaktivitas yang tinggi. Kandungan ini berkhasiat untuk merangsang dan meningkatkan sistem imun tubuh.

Marlince Sinambela, sedang menjemur olahan daun gambir. Foto: Irfan Maulana/Mongabay Indonesia

Baca juga: Warga Dairi Terancam Pertambangan, Mereka Terus Melawan

2. Tanaman endemik Asia Tenggara

Gambir tergolong sebagai tumbuhan tropis dan tumbuh subur di Sumatera, Kalimantan dan Malaysia. Buah tanaman gambir berbentuk bulat membutuhkan suhu yang hangat untuk hidup. Biasanya tanaman gambir digunakan sebagai campuran sirih bagi tradisi masyarakat Indonesia. 

Tak hanya untuk itu, tanaman gambir juga direbus, diambil endapannya, dan dibentuk menjadi bola-bola kering. Warga biasanya menjual bola-bola gambir ke pengepul untuk dijadikan bahan baku cat. Harga satu bola gambir Rp 3000-7000. Dalam seminggu, hasil penjualan tanaman gambir bisa mencapai Rp3,5 juta.

3. Pengolahan secara tradisional

Warga Desa Bongkaras, Kabupaten Dairi mengolah gambir secara tradisional. Mereka memetik gambir dari kebun, merebusnya selama satu jam, lalu diperas. Hasil air perasan gambir itulah yang kemudian dibentuk menjadi bola-bola. 

Tak hanya bola-bola, warga juga mulai mengembangkan teh herbal dari tanaman gambir. Daun gambir dirajang-rajang, kemudian dijemur sampai kering dan dikemas menjadi teh. Selain teh, ada pula gambir bubuk yang dijadikan produk obat-obatan. 

Hasil olahan gambir. Foto: Irfan Maulana/Mongabay Indonesia

4. Terancam tambang seng PT Dairi Prima Mineral

Sejak PT DPM mulai beraktivitas tahun 1997, hutan dibabat habis dan endapan seng tak terkelola. Imbasnya, banjir bandang melanda desa-desa yang tersebar di sekeliling pertambangan. Bukan cuma banjir, Desa Bongkaras juga pernah terkena musibah akibat bocornya limbah dari pertambangan. Tapi warga Desa Bongkaras tetap berjuang mempertahankan hidup mereka dengan membudidayakan beragam tanaman, salah satunya gambir. 

“Nanti kita gak bisa berladang lagi. Aku gak bisa bikin gambir lagi,” kata Marlince, seorang petani gambir di Desa Bongkaras.

Penambangan yang terus merusak membuat warga khawatir lahan pertanian yang menjadi sumber ekonomi mereka akan terkena dampak buruknya. Bagi mereka, kehadiran tambang hanya memupuk keuntungan bagi sejumlah kalangan. Di sisi lain, gambir dan komoditas pertanian lainnya yang jelas-jelas menguntungkan bagi warga Desa Bongkaras malah terserang efek negatif dari pertambangan. 

Baca juga: Perempuan Dairi ke Jakarta Tuntut Pemerintah Stop Tambang Seng

5. Terkenal sejak Mesir Kuno dan Romawi Kuno

Pada zaman Mesir Kuno dan Romawi Kuno, tanaman gambir dimanfaatkan sebagai bahan penyamak kulit. Bagi bangsa Cina, rempah kaya manfaat ini diolah dengan cara mengekstrak getah tanaman gambir untuk bahan obat penyakit perut, pewarna kain, dan kosmetik. 

Sedangkan bangsa Mongolia menggunakan gambir sebagai campuran sirih seperti orang-orang Indonesia. Kebiasaan menyirih seperti itu dipercaya dapat mengobati rasa sakit pada gigi. Di samping itu, menyirih juga konon berkhasiat untuk menghilangkan stress.  (***)

Durian, Simbol Perlawanan Warga Dairi Hadapi Perusahaan Tambang Seng

*Sidney Alvionita Saputra adalah jurnalis yang saat ini menempuh pendidikan sarjana Teknik Infrastruktur Lingkungan di Universitas Gadjah Mada. Ia menulis tentang isu-isu lingkungan dan perempuan, fokusnya pada dampak lingkungan dan keadilan gender.

0
mutlu
Happy
0
_zg_n
Sad
0
sinirli
Annoyed
0
_a_rm_
Surprised
0
vir_sl_
Infected
5 Fakta Tanaman Gambir yang Terancam Tambang

Tamamen Ücretsiz Olarak Bültenimize Abone Olabilirsin

Yeni haberlerden haberdar olmak için fırsatı kaçırma ve ücretsiz e-posta aboneliğini hemen başlat.

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Login

To enjoy Foxiz.my.id privileges, log in or create an account now, and it's completely free!

Bizi Takip Edin