Laba rugi adalah bagian dari bisnis yang tidak terpisahkan, laba sendiri adalah kondisi dimana bisnis sedang mengalami keuntungan dan rugi adalah kondisi bisnis ketika biaya lebih besar dibandingkan pendapatan dalam satu periode akuntansi.
Ketika bicara tentang laporan keuangan, laporan laba rugi menjadi bagian laporan keuangan yang berfungsi untuk memberikan gambaran tentang kinerja keuangan suatu bisnis selama periode tertentu.
Melalui artikel ini, kita akan bahas lebih dalam apa sebenarnya yang dimaksud dengan laba rugi dalam bisnis hingga cara membuat laporannya, lengkap!
Laba Rugi Adalah…
Seperti yang sudah disinggung pada paragraf pembuka, laba rugi adalah bagian dari bisnis yang tidak bisa dipisahkan, ibarat kondisi tubuh laba adalah kondisi bisnis ketika sehat, dan rugi adalah kondisi bisnis ketika sedang sakit.
Untuk mengetahui kondisi ini, perusahaan memerlukan laporan laba rugi, dimana dalam ETAP EP terbaru yang diterapkan di Indonesia per 1 Januari 2025, istilah laba rugi disebut sebagai laporan laba rugi komprehensif. Lantas apa itu laporan laba rugi?
Laporan laba rugi komprehensif adalah laporan keuangan yang menyajikan total penghasilan komprehensif suatu entitas selama periode tertentu. Total penghasilan komprehensif mencakup laba atau rugi bersih yang dihasilkan dari aktivitas operasional dan non-operasional, serta komponen penghasilan komprehensif lain yang tidak diakui dalam laba rugi.
Dengan adanya laporan ini, sebuah bisnis dapat mengetahui berapa penghasilan dan beban yang dihasilkan dan dikeluarkan oleh perusahaan selama satu periode akuntansi, sehingga pengguna laporan keuangan dapat memperoleh gambaran yang lebih akurat tentang posisi keuangan dan kinerja entitas tersebut.
Manfaat Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah komponen penting dalam laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai pendapatan, biaya, dan laba atau rugi yang dihasilkan perusahaan selama periode tertentu, Sehingga, setidaknya laporan laba rugi akan memberikan manfaat bisnis sebagai berikut:
1. Evaluasi Kinerja Keuangan
Dengan adanya laporan ini, pelaku usaha dapat menilai kinerja keuangan mereka dengan membandingkan pendapatan dan biaya. Hal ini membantu dalam mengidentifikasi area yang perlu perbaikan atau penguatan.
2. Dasar Pengambilan Keputusan Bisnis
Informasi yang terkandung dalam laporan laba rugi menjadi dasar bagi manajemen dalam membuat keputusan strategis, seperti penyesuaian harga, pengendalian biaya, atau ekspansi usaha.
Baca Juga: Tahapan Proses Pengambilan Keputusan yang Perlu Diperhatikan
3. Perencanaan dan Penganggaran
Dengan menganalisis tren pendapatan dan biaya, perusahaan dapat merencanakan anggaran yang lebih realistis dan menetapkan target keuangan yang sesuai untuk periode mendatang.
4. Evaluasi Efektivitas Strategi Perusahaan
Laporan laba rugi membantu dalam menilai sejauh mana strategi yang diterapkan berhasil mencapai tujuan keuangan perusahaan, serta mengidentifikasi area yang memerlukan penyesuaian.
5. Informasi bagi Pemangku Kepentingan
Laporan laba rugi menyediakan informasi yang transparan bagi investor, kreditor, dan pemangku kepentingan lainnya mengenai profitabilitas perusahaan, yang dapat mempengaruhi keputusan investasi atau pemberian kredit.
Rumus Menghitung Laba Rugi
Untuk menghitung laba atau rugi perusahaan, ada beberapa rumus yang bisa digunakan, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Rumus Laba Kotor = Total Pendapatan – Harga Pokok Penjualan
- Rumus Laba Operasional = Laba Kotor – Biaya Operasional
- Rumus Laba Sebelum Pajak = Laba Operasional – Biaya Diskon/ Retur)
- Rumus Laba Bersih = Laba Sebelum Pajak – Biaya Pajak
Jenis Jenis Laba Rugi dalam Laporan Keuangan
Laba dan rugi dalam laporan keuangan, dibedakan menjadi beberapa kelompok diantaranya adalah sebagai berikut:
#Jenis Laba
Menurut Sari (2019), laba dalam laporan keuangan dibedakan menjadi 4 jenis, yakni:
- Laba Kotor, yakni laba yang diperoleh perusahaan dari total pendapatan setelah dikurangi dengan harga pokok penjualan.
- Laba Operasi, yakni laba yang didapatkan dari rencana aktivitas perusahaan yang dicapai setiap tahunnya, data ini menunjukkan kemampuan sebuah bisnis dalam bertahan dan mencapai laba sebagai balas jasa pemilik modal.
- Laba Sebelum Pajak, yakni laba perusahaan yang diperoleh dengan menjumlahkan laba operasional dengan pendapatan lainnya kemudian dikurangi dengan biaya dan beban yang dikeluarkan perusahaan.
- Laba Bersih, yakni laba atau keuntungan bersih setelah dikurangi dengan nominal pajak yang dikenakan, dari total laba bersih inilah kemudian dijadikan sebagai landasan dasar perhitungan pembagian dividen.
#Jenis Rugi
Sama seperti laba, ada beberapa jenis rugi yang umum muncul dalam laporan keuangan:
- Rugi Operasional, rugi yang terjadi ketika biaya operasional melebihi pendapatan dari aktivitas utama perusahaan, seperti penjualan produk atau jasa.
- Rugi Non-Operasional, yakni rugi yang berasal dari aktivitas yang tidak terkait langsung dengan operasi inti perusahaan. Misalnya kerugian penjualan aset tetap, biaya penalti dan lainnya.
- Rugi Selisih Kurs, rugi ini terjadi akibat fluktuasi nilai tukar mata uang asing, terutama jika perusahaan memiliki transaksi atau aset/liabilitas dalam mata uang asing.
- Rugi Piutang tak Tertagih, kerugian ini muncul ketika piutang pelanggan dinilai tidak dapat ditagih karena kebangkrutan atau ketidakmampuan pelanggan untuk membayar.
- dan jenis-jenis rugi lainnya.
Bentuk Laporan Laba Rugi
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, laporan laba rugi adalah laporan yang menginformasikan tentang seberapa besar pendapatan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan. Untuk menyusun laporan ini, ada dua format laporan laba rugi yang bisa digunakan, yakni format single step dan multiple step:
1. Laporan Laba Rugi Single Step
Format laporan laba rugi single step adalah laporan laba rugi yang disajikan dengan menjumlahkan total penghasilan dan mempengaruhi semua biaya tanpa memisahkan jenis laba dan rugi dari kegiatan operasional dan non operasional bisnis.
Karena penyusunannya lebih sederhana, bentuk inilah yang paling umum digunakan untuk UMKM. Berikut contoh format laporan laba rugi single step:
2. Laporan Laba Rugi Multiple Step
Sedangkan format laporan laba rugi multiple step adalah laporan laba rugi yang disusun lebih kompleks dari pada format single step. Dimana, dalam proses penyusunannya laba dan rugi perlu diklasifikasikan. Seperti dari laba dan rugi dari kegiatan operasional dan non-operasional. Adapun format laporan laba rugi multiple step adalah sebagai berikut:
Cara Membuat Laporan Laba Rugi
Secara teoritis, laporan laba rugi dapat disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tentukan Periode Laporan
Langkah pertama yang perlu Anda lakukan adalah menentukan periode laporan yang ingin Anda buat. Anda bisa memilih periode bulanan, kuartalan, atau tahunan, tergantung pada kebutuhan bisnis Anda.
Misalnya, jika Anda ingin melihat performa bulan lalu, buatlah laporan laba rugi untuk bulan tersebut. Penentuan periode ini penting supaya data yang dimasukkan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Baca Juga: Mengenal Apa yang Dimaksud dengan Periode Akuntansi (Periode Laporan Keuangan)
2. Buat Laporan Neraca Saldo
Setelah menentukan periode laporan, langkah berikutnya adalah membuat laporan neraca saldo. Laporan ini berisi data semua akun yang ada di buku besar, seperti pendapatan, biaya, aset, utang, dan modal.
Neraca saldo ini akan menjadi dasar untuk perhitungan laporan laba rugi Anda. Pastikan semua data dalam neraca saldo sudah lengkap dan akurat agar laporan laba rugi Anda juga akurat.
Namun, sebelum membuat neraca saldo, Anda perlu membuat jurnal umum dan buku besar terlebih dahulu, agar sisa saldo pada setiap akun akurat dan benar-benar mencerminkan kondisi perusahaan yang sebenarnya.
3. Hitung Total Pendapatan
Selanjutnya, Anda harus mulai menghitung pendapatan perusahaan Anda. Pendapatan yang dihitung di sini adalah total uang yang Anda terima dalam periode yang telah ditentukan. Misalnya, pendapatan dari penjualan barang atau jasa yang sudah diterima. Pastikan Anda mencatat semua sumber pendapatan yang ada agar hasilnya lebih akurat.
4. Hitung Harga Pokok Penjualan (HPP)
Setelah mengetahui total pendapatan, langkah selanjutnya adalah menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP). HPP adalah biaya langsung yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa yang Anda jual, seperti biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung.
Anda bisa menghitung HPP ini dengan rumus sebagai berikut:
- Rumus HPP Penjualan = Persediaan Awal Barang + Pembelian Bersih – Persediaan Akhir Barang
- Rumus HPP Produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja + Biaya Overhead Pabrik
Semakin besar HPP, semakin kecil laba yang Anda peroleh dan sebaliknya.
5. Hitung Laba Kotor
Setelah menghitung HPP, Anda bisa menghitung margin kotor. Caranya cukup sederhana, yaitu dengan mengurangi total pendapatan dengan HPP. Hasilnya adalah margin kotor, yang menunjukkan berapa banyak uang yang Anda dapatkan dari penjualan setelah mengurangi biaya produksi barang atau jasa. Anda bisa menggunakan rumus sebagai berikut:
Rumus Laba Kotor = Total Pendapatan – Harga Pokok Penjualan
6. Hitung Biaya Operasional
Langkah selanjutnya adalah menghitung biaya operasional. Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan bisnis, selain HPP. Misalnya, biaya administrasi, pemasaran, gaji karyawan, sewa kantor, listrik, dan lain-lain.
Semua biaya ini harus dimasukkan ke dalam laporan agar Anda bisa mengetahui total biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan operasional perusahaan. Biaya operasional ini penting karena bisa mempengaruhi keuntungan bersih yang akan Anda peroleh.
7. Menghitung Laba Bersih
Langkah terakhir dalam membuat laporan laba rugi. setelah Anda tahu margin kotor dan biaya operasional, langkah selanjutnya adalah menghitung laba bersih. Laba bersih ini merupakan angka akhir yang mencerminkan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan oleh perusahaan selama periode tersebut.
Untuk menghitung laba bersih, Anda bisa menggunakan rumus sebagai berikut:
Rumus Laba Bersih = Laba Sebelum Pajak - Biaya Pajak
Contoh Laporan Laba Rugi
Agar lebih mudah memahami bagaimana cara membuat laporan laba rugi mulai dari jurnal umum, Anda bisa memperhatikan contohnya di bawah ini:
1. Membuat Jurnal Umum
Misalnya, perusahaan bernama PT. ABCD pada periode bulan januari melakukan transaksi sebagai berikut:
- 1 Januari, mendapatkan penjualan barang secara tunai sebesar Rp16.000.000
- 2 Januari, melakukan pembelian bahan baku secara kredit sebesar Rp7.000.000
- 5 Januari, dilakukan pembayaran gaji sebesar Rp3.500.000
- 7 Januari, membayar biaya sewa kantor sebesar Rp4.500.000 untuk satu bulan
- 13 januari, membayar hutang bahan baku sebesar Rp5.000.000
Maka, jurnal umumnya adalah sebagai berikut:
2. Posting Buku Besar
Setelah membuat jurnal. langkah selanjutnya adalah dengan memposting jurnal ke buku besar, caranya dengan mengelompokkan transaksi berdasarkan masing-masing akunya, kemudian menjumlahkan saldo dari setiap akun, yang nantinya akan digunakan dalam membuat laporan neraca saldo.
Jika awalnya akun tersebut berapa di posisi debet, maka di buku besar juga di posisi kredit, dari contoh di atas, kita bisa membuat buku besar seperti berikut ini:
3. Menyusun Neraca Saldo
Berikutnya adalah membuat neraca saldo, Anda hanya perlu menambahkan sisa saldo dari setiap akun yang ada di buku besar sebelumnya, Jika menguntungkan perusahaan berada di debit, jika mengurangi nilai perusahaan berada di kredit, contohnya:
4. Contoh Laporan Laba Rugi
Nah, setelah neraca saldo disusun, Anda tinggal pencatatan akun pendapatan dan biaya dalam laporan laba rugi sesuai dengan formatnya, dan menghitung laba atau rugi sesuai dengan rumus yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Dari contoh diatas, diketahui jika:
- Total pendapatannya adalah 16.000.000
- HPP, 7.000.000 (sesuai dengan harga bahan baku, karena yang diketahui hanya bahan baku)
- Total beban dan kewajibannya adalah Rp8.000.000
- dan tidak dipungut pajak
Maka, untuk menghitung laba kotor, laba bersihnya adalah sebagai berikut:
#Contoh Laporan Laba Rugi Single Step
#Contoh Laporan Laba Rugi Multiple Step
Dengan rincian penjelasan sebagai berikut:
- Laba Kotor
Laba Kotor = Total Pendapatan - HPP = Rp16.000.000 - Rp7.000.000 = Rp9.000.000
- Laba Bersih Sebelum Pajak
Laba Bersih Sebelum Pajak = Laba Kotor - Total Beban = Rp9.000.000 - Rp8.000.000 = Rp1.000.000
- Laba Bersih
Laba Bersih = Laba Sebelum Pajak - Potongan Pajak = Rp1.000,000 - 0 = Rp1.000.000
Tips Mudah Membuat Laporan Laba Rugi Pakai Beecloud!
Salah satu solusi dan tips paling mudah yang kami rekomendasikan untuk Anda yang ingin membuat laporan laba rugi lebih mudah dan praktis adalah dengan menggunakan aplikasi pembukuan keuangan Beecloud.
Tidak hanya laba rugi saja, semua laporan akuntansi bisa Anda dapatkan secara otomatis, tidak perlu catat transaksi manual lagi karena semua sudah include dalam serangkaian program pembukuan. Berbisnis jadi lebih menyenangkan, karena Anda bisa fokus scale up tanpa perlu lagi mikirin ribetnya pembukuan, mau coba-coba dulu? Klik banner di bawah ini sekarang juga!